Jakarta (ANTARA) -
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan akan menyiagakan seluruh rumah sakit yang dimiliki baik di pusat maupun daerah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
"Dalam hal corona kapasitas kami sebagai pemilik RSPAD itu kita sudah berusaha, memang ada rumah sakit pusat itu RSPAD yang sudah mampu lah (menangani corona)," kata Andika di Mabesad, Jakarta Pusat, Rabu.Tenaga medis pun telah diintruksikan agar memberikan bantuan kesehatan bagi masyarakat jika ada yang mengalami gejala virus Corona.
Baca juga: Area Observasi Pulau Sebaru dipasangi CCTV dan jaringan komunikasi
Baca juga: Fasilitas observasi WNI di Sebaru lebih baik daripada di Natuna
Meskipun saat ini belum ada masyarakat Indonesia yang terjangkit, kata Jenderal bintang empat ini, namun pencegahan harus tetap dilakukan.
"Kita instruksikan juga untuk menyiapkan karena tidak boleh kita percaya diri untuk tidak ada masalah (corona) itu," jelasnya.
Sebelumnya, Pangkogabwilhan I Laksamana Madya TNI Yudo Margono melepas sekitar 280 personel yang tergabung dalam Kogasgabpad guna mengobservasi 188 WNI dari kapal World Dream di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
"Kami melaksanakan gelar pasukan dalam rangka operasi bantuan kemanusiaan yang akan dilaksanakan mulai hari ini," ujar Yudo di Markas Kolinlamil, Jakarta Utara.
Tim Kogasgabpad yang diberangkatkan pada hari Rabu ini terdiri atas TNI, Polri, BNPB, dan Kementerian Kesehatan. Adapun anggota keseluruhan Kogasgabpad berjumlah 762 personel.
"Jumlah personel ini ada 762 anggota satgas. Dari semua, ya, termasuk ABK KRI, temasuk personel pengamanan, satgas pendamping, pendukung dan pengamanan," kata Yudo menjelaskan.
Mereka bertolak ke Pulau Sebaru dengan menggunakan KRI-593 Banda Aceh untuk melakukan observasi 188 WNI dari wabah virus corona.
Yudo mengatakan bahwa observasi di Pulau Sebaru memiliki konsep hampir sama dengan yang dilakukan di Natuna beberapa waktu lalu. Hanya tempatnya saja yang berbeda.
"Karena ini di pulau, banyak melibatkan kapal angkatan laut. Kalau kemarin di Natuna banyak melibatkan pesawat TNI AU untuk melaksanakan dukungan logistik," kata Yudo.
Para WNI ini rencananya diobservasi selama 14 hari, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Personel yang diturunkan akan ditugaskan sebagai satgas pendamping, pendukung, maupun pengamanan.
Satgas yang diturunkan terdiri atas tim dapur lapangan, Batalyon Kesehatan (Yonkes) TNI, ahli gizi, pengamanan laut oleh TNI/Polri, serta petugas kementerian dan lembaga terkait.
Baca juga: WNI dari Kapal World Dream akan jalani pemeriksaan ulang
Baca juga: WNI kru World Dream sudah menuju Pulau Sebaru Kecil
Baca juga: Menristek: Eijkman-Bio Farma bahas pengembangan vaksin corona