Jakarta (ANTARA) - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) siap mendukung penelitian dan uji klinis untuk mengetahui khasiat produk Eucalyptus, termasuk minyak kayu putih dan kalung Eucalyptus, dalam mengatasi penyakit yang disebabkan oleh serangan virus seperti COVID-19.
"FKUI dengan Indonesia Medical Education Research Institute (IMERI) sedang giat-giatnya melakukan riset kedokteran untuk COVID-19, dan siap bekerja sama dengan balai besar penelitian veteriner untuk melakukan uji animal (pada hewan) dan uji klinis dengan produk minyak kayu putih ini," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam.
Dalam siaran pers FKUI yang diterima di Jakarta, Minggu, dia mengemukakan bahwa efek antiviral minyak kayu putih dan varian produk berbahan Eucalyptus lainnya masih harus diteliti lebih lanjut, demikian pula khasiatnya dalam menangkal COVID-19.
Ia mengatakan bahwa riset mengenai khasiat produk berbahan Eucalyptus untuk mengatasi COVID-19 saat ini baru dilakukan pada tingkat sel, pada tahap in vitro, belum secara spesifik diujikan pada SARS-CoV-2, virus corona penyebab COVID-19.
"Saat ini harapan masyarakat, media, dan pemerintah begitu besar terhadap penanganan virus COVID-19, sehingga penelitian baru di tingkat sel saja langsung di klaim sebagai obat antivirus," katanya.
"Jangan skeptis atas hasil penelitian in vitro bahwa minyak kayu putih ada efek positif untuk virus COVID-19, tapi juga tidak boleh berlebihan beranggapan hasil penelitian in vitro langsung diklaim sebagai antivirus COVID-19, masih butuh perjalanan riset yang panjang untuk sampai bisa klaim sebagai antivirus," ia menambahkan.
Ari mengemukakan bahwa varian produk berbahan Eucalyptus belum bisa diklaim sebagai obat antivirus.
"Jadi saya tidak setuju jika kalung minyak kayu putih disebut sebagai kalung antivirus. Cukuplah disebut kalung kayu putih. Saya berharap riset minyak kayu putih tersebut berlanjut karena minyak kayu putih memang sudah kita gunakan sejak dahulu kala dan juga sampai hari ini untuk berbagai masalah kesehatan," katanya.