New York (ANTARA) - Harga minyak naik moderat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah kekhawatiran atas permintaan ketika para pedagang tetap berhati-hati menyusul meningkatnya kembali kasus virus corona di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
"Sentimen di pasar minyak terus berfluktuasi antara dukungan dari disiplin produksi yang baik yang ditunjukkan oleh OPEC+ dan ketakutan akan konsekuensi dari dampak virus corona terhadap permintaan," Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada Selasa (14/7/2020).
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat untuk memperpanjang pemangkasan produksi 9,7 juta barel per hari bersejarah sampai akhir Juli, dalam rangka mengatasi kelebihan pasokan di tengah krisis virus corona.
Para pedagang sedang menunggu langkah berikutnya dari OPEC+ di tengah ketidakpastian COVID-19 ketika Komite Pemantau Bersama kelompok produsen minyak utama itu dijadwalkan akan menggelar pertemuan pada Rabu (15/7/2020).
Dalam laporan bulanan yang dirilis pada Selasa (14/7/2020), OPEC mengatakan permintaan minyak global diperkirakan akan berkontraksi sebesar 8,9 juta barel per hari pada 2020, dibandingkan dengan perkiraan Juni untuk penurunan sekitar 9,0 juta barel per hari, memperingatkan risiko yang masih ada dari pandemi.
Baca juga: Harga minyak jatuh, dipicu lonjakan COVID-19 dan ketegangan AS-China
Baca juga: Minyak menguat setelah EIA naikkan perkiraan permintaan 2020