Palembang (ANTARA) - Panitia kegiatan pesta diskon aneka jenis produk barang dan jasa industri pariwisata serta makanan yang bertajuk 'Sriwijaya Great Sale-SGS' pada 14 Agustus hingga 4 Oktober 2020 di Palembang menargetkan transaksi Rp200 miliar.
"Melalui kegiatan diskon besar-besaran dalam kondisi normal baru produktif aman dari COVID-19 dapat mendorong peningkatan ekonomi dan sumbangan kepada pendapatan asli daerah," kata Ketua Panpel SGS yang juga ketua PHRI Sumsel, Herlan Aspiudin di Palembang, Rabu.
Sebelum adanya wabah COVID-19, dari pelaku industri pariwisata saja terjadi transaksi bisnis mencapai Rp200 miliar setiap bulannya dan mampu menyumbang PAD kepada Pemkot Palembang sebesar Rp20 miliar/bulan.
Sumbangan PAD yang cukup tinggi dari industri pariwisata terbukti pada tahun 2019, Pemkot Palembang memperoleh sumbangan pendapatan dari pajak hotel, restoran, dan tempat hiburan mencapai Rp250 miliar.
Untuk mencapai target transaksi dalam SGS tersebut, pihaknya mengajak semua pelaku usaha yang ada di Palembang dan 16 kabupaten/kota dalam wilayah Sumsel lainnya untuk bergabung dan bersama-sama mempromosikan kegiatan itu.
Selain itu, diharapkan peserta SGS dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat melayani masyarakat selaku konsumen dengan sebaik baiknya sehingga dapat memberikan kesan positif dan menjadikan kegiatan tersebut dinantikan setiap tahun, ujarnya.
Dia menjelaskan, kegiatan pemberian potongan harga secara besar-besaran itu sementara ini sudah lebih dari 1.000 pelaku usaha yang menyatakan siap menjadi peserta.
Kegiatan tersebut diyakini dapat mendongkrak penjualan produk barang dan jasa peserta, memberikan keuntungan yang besar, dan bisa memulihkan roda perekonomian di Sumatera Selatan.
Untuk menyukseskan pesta diskon di tengah pandemi COVID-19, seluruh tempat yang menyelenggarakan 'Sriwijaya Great Sale' menerapkan protokol kesehatan normal baru produktif aman dari penularan virus corona seperti mewajibkan penggunaan masker, menyiapkan tempat mencuci tangan, dan mengatur jarak fisik pengunjung dan penjual.
Sementara sebelumnya Gubernur Sumsel, Herman Deru mengajak masyarakat serta pelaku usaha di provinsi setempat bangkit dari pengaruh dan ancaman wabah penyakit COVID-19 yang sejak Maret 2020 mengganggu berbagai aktivitas masyarakat dan ekonomi.
"Dampak wabah COVID-19 banyak masyarakat melakukan aktivitas di rumah bahkan kehilangan pekerjaan, berbagai kegiatan ekonomi dan bisnis terganggu, kondisi ini harus disikapi dengan melakukan adaptasi kebiasaan baru atau normal baru produktif aman dari COVID-19 sehingga tidak semakin terpuruk," ujar gubernur.