Jambi (ANTARA) - Sedikitnya 86 desa dan kelurahan di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi dipetakan rawan banjir, sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melakukan pantauan terhadap debit air Sungai Batanghari.
"Menurut prediksi BMKG, saat ini sudah memasuki awal musim hujan, selama dua hari ke depan akan dilakukan pantauan terhadap fluktuasi debit air Sungai Batanghari," kata Sekretaris BPBD Batanghari Samral Lubis di Jambi, Selasa.
Ke-86 desa dan kelurahan yang rawan banjir tersebut berada di sepanjang bantaran Sungai Batanghari. Jika memasuki musim hujan desa dan kelurahan tersebut terdampak banjir akibat luapan air Sungai Batanghari.
Ke-86 desa dan kelurahan yang rawan banjir tersebut, di antaranya tersebar di Kecamatan Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Mersam, Muara Tembesi, Maro Sebo Ilir, Muara Bulian, dan Kecamatan Pemayung.
"Jika dalam dua hari ke depan terjadi peningkatan debit air yang cukup signifikan, akan dilakukan penetapan status daerah," kata Samral Lubis.
Selain banjir akibat luapan air Sungai Batanghari, katanya, yang perlu diwaspadai di daerah itu adalah terjadinya banjir bandang.
Menurut dia, ada tiga desa dan kelurahan yang rawan banjir bandang, yakni Desa Tapah Sari, Kecamatan Mersam, Desa Jangga, Kecamatan Batin XXIV dan Kelurahan Bajubang, Kecamatan Bajubang. Di Kelurahan Bajubang terdapat 46 rumah warga yang rawan terdampak banjir bandang tersebut.
Ia menjelaskan banjir bandang yang terjadi di tiga desa dan kelurahan tersebut disebabkan oleh penyempitan drainase. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dalam kurun waktu cukup lama, akan terjadi banjir bandang di desa dan kelurahan tersebut.
"Banjir bandang yang terjadi tidak begitu lama, namun cukup berdampak terhadap aktivitas dan pemukiman warga," kata Samral Lubis.
Sebanyak 86 desa dan kelurahan di Batanghari rawan banjir Sungai Batanghari
Selasa, 6 Oktober 2020 16:18 WIB