Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan agar masyarakat mewaspadai terjadi banjir, karena adanya bibit siklon tropis 94W di sekitar Pasifik Barat sebelah utara Papua.
Menurut dia, tekanan minimum bibit siklon tropis 94W ini mencapai 1.007 hPa, dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 37 kilometer per jam.
Citra Satelit Himawari-8 kanal inframerah menunjukkan pertumbuhan awan konvektif yang cukup signifikan dalam 6 jam terakhir.
"Bibit 94 W berada di lingkungan yang cukup mendukung dengan suhu muka laut hangat (29-30 derajat Celsius), konvergensi level bawah lemah (10-20s-1), divergensi lapisan atas sedang (20-30s-1), vertikal shear lemah (5-10kt), dan vortisitas lapisan bawah sedang. Sirkulasi sistem ini terdeteksi di lapisan bawah hingga lapisan menengah (925-500 hPa)," katanya pula.
Namun, kata Guswanto, masih tampak melebar, terutama di lapisan 850 hPa dan 700 hPa. Model skala global menunjukkan bibit ini akan berpropagasi ke arah barat laut seiring dengan peningkatan intensitasnya.
"Potensi 94W untuk mencapai intensitas siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori sedang," ujarnya pula.
Dia menjelaskan, potensi hujan dengan intensitas lebat dalam 24 jam ke depan yang dapat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Selain itu, wilayah dengan level waspada untuk potensi banjir/bandang dua hari ke depan berdasarkan prakiraan berbasis dampak adalah Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Tinggi gelombang 1,25-2,5 meter, lanjut Guswanto, berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, perairan utara Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Laut Maluku, perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera.
Tinggi gelombang 2,5-4 meter juga berpeluang terjadi di perairan Raja Ampat Sorong, perairan Manokwari, perairan Biak, Teluk Cendrawasih, perairan Jayapura-Sarmi, Samudera Pasifik utara Papua Barat.
Tinggi Gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Pasifik utara Papua.
Karena itu, BMKG terus memantau perkembangan potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia.
"Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati pada potensi angin kencang dan hujan lebat yang masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah serta mewaspadai potensi dampak seperti banjir, tanah longsor dan banjir bandang," kata Guswanto.
Baca juga: Pemkab terdampak Seroja di NTT diminta sediakan lahan untuk relokasi
Baca juga: Korban meninggal akibat bencana NTT 179 orang dan 45 dalam pencarian