Kota Jambi (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jambi, khawatir terjadi penurunan pendapatan hingga 50 persen dari sektor hunian hotel akibat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
"Sudah pasti berpengaruh, pendapatan hotel di Jambi bergantung dari belanja pemerintah," kata Yudhi Irwanda Gani di Jambi, Jum'at.
Menurutnya, pendapatan hotel di Jambi 50 sampai 60 persen berasal kegiatan pemerintah daerah (Pemda). Belanja kegiatan pemerintah yang menyumbang pendapatan hotel di sumbang dari sektor Meeting, Incentive, Conference dan Ekshibisi (MICE).
"Jambi belum masuk daerah tujuan wisata, sehingga ketergantungan terhadap belanja pemerintah sangat tinggi," katanya
PHRI Jambi mendukung sikap organisasi pusatnya meminta kaji ulang pemangkasan anggaran yang berdampak terhadap sektornya itu, kebijakan pemangkasan belanja kegiatan berdampak terhadap kegiatan seminar dan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang di adakan di hotel.
Dampak lain terhadap pemangkasan anggaran harus diperhatikan oleh pemerintah, mengingat sektor ini menyerap tenaga kerja cukup besar, karena sektor perhotelan merupakan sektor padat karya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, jumlah tamu yang menginap di hotel bintang satu sampai bintang empat dari tahun 2022 sampai tahun 2024 selalu mengalami peningkatan, tahun 2022 jumlah tamu yang menginap 601.057, tahun 2023 tercatat 629.865 dan tahun 2024 tamu yang menginap jumlahnya 667.324.