Jambi (ANTARA) - Profesi pengrajin batik Jambi sepertinya masih belum begitu diminati generasi milenial di Jambi padahal bayaran profesi pengrajin batik ternyata menjanjikan.
Pemilik Rumah Batik Azmiah, Dhita Khairunnisa di Jambi mengatakan, peminat pembatik diusia milenial sangat minim. Meski sudah sering diadakan pelatihan membatik namun sepertinya profesi ini belum benar-benar ditekuni.
"Pelatihan sudah sering digelar baik dari instansi tertentu maupun dilakukan oleh pelaku usaha batik Jambi sendiri. Tapi ya begitu, saya lihat hanya sebatas pelatihan. Saya beberapa kali juga menjadi pelatih batik Jambi tapi saya lihatnya yang muda-muda belum menekuni dengan benar sehingga belum bisa menjadi mata pencaharian bagi mereka, " Jelasnya.
Dhita meneruskan, padahal menjadi pengrajin batik Jambi juga menghasilkan pendapatan cukup fantastis. Setiap pengrajin biasanya mampu membuat minimal satu sampai dua helai kain batik Jambi per bulan.
"Itu untuk yang mengerjakannnya dengan santai, kalau benar-benar fokus bisa lebih dari itu, " ungkapnya.
Untuk bayarannya, diungkapkan Dhita seorang pengrajin batik Jambi bisa mendapatkan upah mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 1,5 juta per helai kain batik Jambi yang dikerjakan. Bayaran tergantung dari hasil membatiknya.
"Ada pengrajin yang membatiknya itu halus, ada yang kasar, rapi atau nggaknya. Itu jelas bayarannya beda tapi kalau serius bisa lebih dari PNS loh, " bebernya.
Hingga kini dikatakannya banyak pengrajin masih didominasi oleh ibu rumah tangga. Dirinya berharap akan bermunculan pengrajin batik diusia milenial. Menurutnya, profesi pengrajin batik bisa menjadi peluang bagi milenial. Membatik memang dibutuhkan ketekunan dan ketelitian, tidak semua orang bisa fokus menekuni karya seni warisan dunia ini. Bagaimana minat kah Anda menjadi pengrajin batik Jambi?