Jambi (ANTARA) - Bulan Juli biasanya identik dengan musim kemarau (MK) bagi Provinsi Jambi. Namun, pada awal Dasarian II Juli 2021 yang lalu hujan lebat masih terjadi, khususnya di Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi. Berdasarkan catatan Stasiun Klimatologi Muaro Jambi, intensitas curah hujan periode tanggal 10-07-2021 jam 07.00 WIB sd 11-07-2021 jam 07.00 WIB terukur 89,3 milimeter. Akibat hujan lebat tersebut, terjadi genangan di beberapa tempat misalnya di depan kampus UIN Sulthan Thaha Syaifudin Kampus Mendalo dan di perumahan Mendalo Asri Kecamatan Jambi Luar Kota.
Genangan akibat terjadinya hujan lebat juga terjadi di Kota Jambi pada tanggal 12 Juli 2021 sore hari. Beberapa lokasi langganan banjir kembali direndam air hingga 1,5 meter seperti di sepuluh RT pada Kelurahan Jelutung Kecamatan Jelutung Kota Jambi. Intensitas curah hujan yang tercatat di Stasiun Meteorologi Sulthan Thaha Jambi pada tanggal 12-07-2021 jam 07.00 WIB sd 13-07-2021 jam 07.00 WIB sebesar 65,0 milimeter. Sedangkan di Stasiun Klimatologi Muaro Jambi intensitasnya sebesar 78,7 milimeter pada periode yang sama.
Jika dilihat data histori Stasiun Klimatologi Muaro Jambi dan Stasiun Meteorologi Sulthan Thaha Jambi, hujan lebat di bulan Juli bukanlah sesuatu yang tidak pernah terjadi. Berdasarkan catatan selama 22 tahun periode 1998-2020, sudah terjadi 16 kali hujan lebat pada bulan Juli di Kecamatan Jambi Luar Kota. Bahkan pada Juli tahun 2017 intensitas curah hujan harian yang terjadi mencapai 105 mm/hari (sangat lebat). Jika dibuat urutan rangking dari yang terbesar, maka hujan pada bulan Juli 2021 masuk pada rangking 3 dan 5 dari 18 kejadian.
Masih hangatnya sea surface temperature (SST) atau suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia khususnya di Samudera Hindia bagian timur sekitar pulau Sumatera telah memicu terbentuknya vorteks. Akibatnya terjadi perubahan pola angin dengan terbentuknya konvergensi (pertemuan angin) di pulau Sumatera bagian tengah yang kemudian menumbuhkan awan-awan hujan.
Cuaca buruk akibat gangguan seperti ini biasanya akan berlangsung antara 1-5 hari dimana terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat cenderung terjadi di sore hingga malam hari. Yang patut diwaspadai dari kondisi ini adalah banjir kota yg dapat melanda pemukiman akibat tidak lancarnya drainase.
Analisis Musim
Sampai dengan Dasarian I Juli tahun 2021 ini, sebagian besar wilayah Provinsi Jambi memang masih berada dalam Musim Hujan (MH). Baru 20% zona musim (ZOM) yang telah dinyatakan memasuki musim kemarau. Dari 10 ZOM yang berada di Provinsi Jambi, baru ZOM 24 di Pesisir Timur dan ZOM 29 yg meliputi dataran tinggi Kerinci yang dinyatakan telah memasuki Musim Kemarau. Hal ini berarti secara umum ada keterlambatan masuknya Musim Kemarau pada tahun ini dibanding normalnya yang biasanya dimulai pada Mei Dasarian I sd Juni Dasarian II.
Dinamika Atmosfer
Anomali SST Nino3.4 menunjukkan kondisi ENSO Netral dan diprediksi akan terus pada kondisi tersebut hingga bulan Januari 2022. Demikian juga halnya dengan Indeks Dipole Mode yang juga menunjukkan kondisi Netral dan juga akan terus Netral hingga bulan Januari 2022. Hal ini berarti kedua fenomena global tersebut tidak akan berpengaruh langsung terhadap penambahan atau pengurangan curah hujan di Indonesia khususnya di Sumatera dan Provinsi Jambi selama periode tersebut. Jadi variabilitas curah hujan nantinya lebih disebabkan oleh variasi dalam musim (intraseasonal variability) seperti adanya gangguan gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dan gangguan skala cuaca seperti muculnya vorteks.
Angin monsun Australia diprediksi akan menguat dan mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan Agustus dan September, dan kemudian melemah pada bulan Oktober 2021. Namun anomali SST di Samudera Hindia bagian timur diprediksi akan terus positif hingga akhir tahun. Hal ini berarti potensi terbentuknya vorteks di Samudera Hindia bagian timur masih akan terus terjadi sepanjang tahun ini.
Prediksi Curah Hujan
Berdasarkan informasi prediksi curah hujan deterministik yang dirilis Stasiun Klimatologi Muaro Jambi update bulan Juli 2021, curah hujan Provinsi Jambi bulan Agustus 2021 diprediksi akan berada pada Kategori Menengah (100-300 mm/bulan). Dimana curah hujan Kategori Rendah (0-100 mm/bulan) hanya terjadi di sebagian kecil Kota Sungai Penuh dan sebagian kecil Kabupaten Kerinci bagian selatan.
Kondisi yang sama juga diprediksi untuk bulan September dan Oktober 2021. Dimana curah hujan Provinsi Jambi akan berada pada Kategori Menengah (100-300 mm/bulan), namun jika pada bulan Agustus dan September curah hujan terkonsentrasi pada rentang 100-150 mm/bulan dan 150-200 mm/bulan, maka pada bulan Oktober curah hujan lebih terkonsentrasi pada rentang 200-300 mm/bulan.
Arif Ma’rufi
Pengamat Meteorologi dan Geofisika Madya
Stasiun Klimatologi Muaro Jambi