Jambi (ANTARA) - Polres Merangin Polda Jambi memfasilitasi warga di Desa Bedeng Rejo, Kecamatan Bangko Barat, Kabupaten Merangin, Jambi menanam tanaman porang untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Ubi porang memiliki nilai jual yang cukup menjanjikan dan sekaligus upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada pasa pandemi," kata Kapolres Merangin AKBP Irwan Andy Purnamawan di Merangin, Rabu.
Selain hasil dan nilai jual tanaman porang cukup mengiurkan di tengah pandemi COVID-19 jjuga memberdayakan lahan yang ada dan sekaligus berguna untuk ketahanan pangan warga.
Usaha yang dilakukan Polres Merangin untuk membantu warga berbuah manis dimana tanaman ubi porang yang telah ditanam enam bulan lalu dan telah tumbuh subur kini memasuki masa panen.
Kapolres Merangin mengatakan, kegiatan ini sudah dilaksanakan sekitar enam bulan yang lalu dan bekerjasama dengan LPKNI Kabupaten Merangin dalam rangka untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional dengan cara menciptakan kegiatan ekonomi kreatif melalui uji coba penanaman ubi porang.
Penanaman tersebut, memanfaatkan lahan yang tidak terpakai di sela-sela tanaman pohon karet milik warga. Hasil panen perdana sangat memuaskan dimana panen ubi porangnya cukup signifikan senilai Rp37,5 juta.
Kapolres menambahkan bahwa panen raya ubi porang di Desa Bedeng Rejo, Kecamatan Bangko Barat, Kabupaten Merangin yang ditanam beberapa bulan lalu menjadi tempat percontohan oleh Polres Merangin untuk mengangkat perekonomian masyarakat dan sebagai upaya untuk pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19 saat ini.
"Diharapkan kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk melakukan kegiatan serupa," kata AKBP Irwan Andy.
Sementara itu, petani ubi porang, Suwigyo dari desa Bedeng Rejo menjelaskan bahwa untuk uji coba pertama kali ini hanya baru bisa menanam dengan luas hanya seperempat hektar dengan jumlah tanaman porang sebanyak lima ribu batang dimana dalam waktu enam bulan bisa memanen hasil rata-rata 2,5 kilogram per batang dengan harga Rp7.500 per kilogramnya.
Sehingga, hasil bersih yang bisa diraih sebanyak Rp37,5 juta, sedangkan untuk modal awal dan biaya operasionalnya sudah bisa kembali dengan cara menjual 'katak' atau benihnya dengan harga Rp250 ribu per kilogram. Penanaman porang ini dirasakan sangat membantu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di masa sulit di tengah pandemi.
"Terima kasih atas bantuan serta dorongannya pak Kapolres yang telah membantu kami untuk berkebun kembali," kata Suwigyo.