Bangko (ANTARA) - Wakil Bupati Kerinci H Ami Taher secara khusus menyambangi Bupati Merangin H Mashuri, salah satunya untuk melihat dari dekat produksi ulat "maggot" di Kabupaten Merangin, Kamis.
Kedatangan H Ami Taher, disambut Bupati Merangin H Mashuri bersama Sekda Fajarman dan sejumlah pejabat di rumah dinas bupati, Kamis (07/10).
"Selain sengaja ingin bersilaturahmi, kami ingin tahu betul bagaimana cara melakukan budidaya maggot di Kabupaten Merangin ini," ujar Wabup Kerinci didampingi beberapa pejabat Kerinci saat mengobrol santai.
H Mashuri menyambut baik kedatangan wabup daerah tetangganya tersebut. Bupati mengajak H Ami Taher langsung menuju lokasi budidaya maggot yang berada di Lorong Ceria RT 29 Kelurahan Pematang Kandis Bangko.
Dikatakan bupati, maggot tersebut terbaik untuk dibudidayakan sebagai pakan adalah dari jenis BSF. BSF ini adalah lalat (diptera) yang berasal dari keluarga stratiomyidae dan berasal dari daerah subtropis dan tropis.
"Siklus hidup maggot ini terdiri dari 5 fase, yaitu telur, larva, prepupa, pupa dan dewasa. Lama siklus hidup ini adalah antara 38-41 hari," jelas Bupati kepada H Ami Taher dan rombongan.
Selama masa itu lanjut H Mashuri, satu lalat betina dewasa bisa menghasilkan telur hingga 500 butir. Dengan lama telur menetas adalah 4-5 hari.
Pakan Maggot ini sangatlah mudah, karena hanya perlu memberikan pakan dari limbah organik rumah tangga (limbah sayuran, buah-buahan, limbah peternakan, dan limbah pengolahan makanan).
"Maggot ini bisa menjadi solusi dalam pengolahan limbah organik, agar tidak menumpuk dan meningkatkan kadar amoniak di tempat pembuangan akhir. Kemampuan 1 larva dalam menghabiskan pakan limbah organik adalah sebanyak 25 mg-500 mg/hari," terang Bupati Mashuri.