Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir berharap Indonesia Battery Corporation atau IBC menjadi salah satu solusi menciptakan lingkungan Bumi yang berkelanjutan.
Menteri BUMN menambahkan bahwa terkait perbaikan iklim, BUMN sudah berkomitmen untuk mewujudkan nol emisi karbon.
"Pada 1-2 November ini, saya mendampingi Bapak Presiden RI Joko Widodo di KTT Pemimpin Dunia COP26 Konferensi Perubahan Iklim di Glasgow. Hebatnya, Indonesia sudah satu langkah menuju perbaikan iklim. Dalam upaya ini, BUMN sudah berkomitmen untuk secara konkret mewujudkan nol emisi karbon atau net zero emission selambat-lambatnya di tahun 2060," katanya.
Holding IBC dibentuk Kementerian BUMN untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Sebelumnya, Menteri Erick menginginkan BUMN menjalani prinsip ekonomi hijau dalam bertransformasi.
Ia berharap BUMN-BUMN energi, seperti PT PLN, PT Pertamina, dan industri minerba nasional merespons dan menjalankan transformasi energi bersih dan mengurangi emisi karbon.
Menurut dia, pengurangan emisi jangan dianggap sebagai beban, tetapi peluang melakukan transformasi ekonomi yang rendah karbon.
Jika BUMN sejak dini sudah memulai program dekarbonisasi, maka beberapa tahun ke depan diyakini membawa manfaat ekonomi yang besar.
Selain menciptakan peluang industri baru dan lapangan kerja yang lebih besar, harga energi Indonesia akan lebih terjangkau, kata Menteri BUMN.
Baca juga: Wamen BUMN berharap IBC bisa produksi baterai hingga 140 GWh pada 2030
Baca juga: Erick ingin Indonesia jadi "leading sector" di baterai motor listrik
Baca juga: Luhut sebut butuh 35 miliar dolar bangun ekosistem kendaraan listrik