Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, menguat seiring makin meredanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap varian Omicron.
"Nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat hari ini dengan optimisme pasar yang masih berlangsung terhadap Omicron," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Riset-riset terbaru mengkonfirmasi bahwa Omicron hanya menimbulkan gejala sakit yang ringan pada penderita. Hal tersebut meredakan kekhawatiran pasar terhadap dampak Omicron meskipun penularannya sangat cepat.
"Optimisme ini mendorong pasar kembali masuk ke aset berisiko. Indeks saham AS dan Eropa ditutup menguat kemarin. Indeks saham Nikkei dan Kospi dibuka positif," ujar Ariston.
Jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Kamis (23/12) kemarin mencapai 136 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,26 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 8 kasus sehingga totalnya mencapai 144.042 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 232 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,11 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 4.642 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 154,5 juta orang dan vaksin dosis kedua 109,26 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini akan bergerak menguat ke kisaran Rp14.200 per dolar AS hingga Rp14.180 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.250 per dolar AS.
Pada Kamis (23/12) lalu, rupiah ditutup menguat 57 poin atau 0,4 persen ke posisi Rp14.233 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.290 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah ditutup menguat, seiring redanya kekhawatiran terhadap Omicron
Baca juga: BI: LCS rupiah-yuan menjanjikan, capai 15 juta dolar AS per bulan
Baca juga: Rupiah menguat seiring optimis ekonomi nasional yang lebih baik