Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi menguat dibayangi kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan, rupiah mungkin masih bisa melemah terhadap dolar AS hari ini.
"Pasar kemungkinan masih mengantisipasi perubahan kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif di bulan-bulan mendatang," ujar Ariston.
Indeks dolar AS, meskipun terkoreksi dari level tertingginya di 105, tapi masih berada di level tinggi di kisaran 104,2.
Namun di sisi lain, pagi ini harga aset berisiko di sesi Asia kelihatan positif. Indeks saham Asia bergerak positif.
"Sebagian nilai tukar emerging markets juga bergerak menguat terhadap dolar AS. Ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah," kata Ariston.
Dari dalam negeri, lanjut Ariston, surplus neraca perdagangan April 2022 juga mungkin bisa menahan pelemahan rupiah.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.550 per dolar AS hingga Rp14.650 per dolar AS.
Pada Jumat (13/5), rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.613 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.598 per dolar AS.
Baca juga: Dolar jatuh dari level tertinggi 20 tahun, kemerosotan yuan berhenti
Baca juga: Emas berjangka terdongkrak 5,8 dolar AS karena "greenback" jatuh