Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat, seiring membaiknya sentimen pelaku pasar terhadap aset berisiko.
"Membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko dan beralihnya perhatian pasar ke kebijakan pengetatan moneter bank sentral negara G7 lainnya di luar AS, memicu pelemahan dolar AS terhadap rupiah hari ini," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Hari ini indeks saham sebagian negara besar Asia terlihat menguat, mengikuti penguatan indeks saham AS semalam. Investor asing juga terlihat aktif masuk ke pasar saham Indonesia.
Selain itu, lanjut Ariston, dolar AS terlihat melemah terhadap mata uang utama dunia setelah Bank Sentral Kanada semalam di luar ekspektasi menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin.
Baca juga: Rupiah menguat jelang libur panjang akhir pekan ini
Malam ini pelaku pasar akan memperhatikan hasil rapat kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB). Pelaku pasar berekspektasi ECB akan lebih pro ke pengetatan moneter dibandingkan sebelumnya karena persoalan inflasi.
"Ekspektasi kebijakan pengetatan moneter bank sentral negara lainnya di luar AS ini mendorong penguatan nilai tukar negara lainnya terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.365 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.343 per dolar AS hingga Rp14.365 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp14.349 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.359 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi menguat 3 poin