Jambi (ANTARA) - Pelaku pengembang perumahan di Provinsi Jambi berharap adanya kenaikan harga rumah subsidi pada tahun 2022 salah satu pertimbangan kenaikan ini dikarenakan adanya peningkatan biaya produksi rumah.
Ketua DPD REI Provinsi Jambi, Ramond Fauzan mengatakan selama pandemi ini pengembang mengalami kendala HPP produksi yakni peningkatan biaya pembangunan rumah sehingga pengembang juga berharap adanya kenaikan harga untuk rumah subsidi.
"Kita lagi mengajukan untuk kenaikan harga, sejauh ini pengajuan itu belum disetujui," kata Ramond.
Ramond menyebutkan, pada tahun 2021 harga jual rumah subsidi sesuai aturan pemerintah maksimal sebesar Rp 150,5 juta. Untuk itu, pada tahun ini pihaknya berharap adanya kenaikan harga jual rumah subsidi sebesar 5 sampai 7 persen dari harga tahun sebelumnya.
Rumah subsidi masih terus menjadi primadona, Ramond mengakui untuk di Provinsi Jambi secara komposisi penjualan rumah subsidi menguasai pasar sebesar 90 persen dari total penjualan rumah dan sebesar 10 persen berasal dari rumah non subsidi. Bahkan saat pandemi pertumbuhan bisnis properti di Jambi masih positif, secara umum daya beli masyarakat Jambi masih belum terpengaruh karena pandemi.
"Karena sama-sama kita tahu harga komoditas di Jambi bagus situasi ini baik untuk keadaan ekonomi di Jambi,"pungkasnya.
Pada tahun 2021 lalu, realisasi penjualan rumah subsidi mencapai 5200 unit se Provinsi Jambi, ditargetkan tumbuh sebesar 25 persen untuk tahun 2022.
Biaya produksi rumah naik pengembang harap harga rumah subsidi naik
Selasa, 25 Januari 2022 16:45 WIB