Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, menguat dipicu kemajuan perundingan damai Rusia dan Ukraina
Rupiah bergerak menguat 26 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.344 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.370 per dolar AS.
"Kemajuan perundingan perdamaian kedua negara sempat memberikan sentimen positif ke harga aset berisiko di pasar keuangan," ujar Analis Pasar Uang Ariston Tjendra kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, hal tersebut kemungkinan bisa memberikan sentimen positif untuk penguatan nilai tukar emerging markets dan rupiah hari ini.
Rusia telah berjanji untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan Ukraina mengusulkan untuk mengadopsi status netral sebagai tanda kemajuan dalam negosiasi tatap muka di Istanbul, Turki.
Pejabat Amerika Serikat menuangkan sedikit air dingin pada harapan untuk kesepakatan dengan memperingatkan ancaman ke Kyiv belum berakhir.
Namun demikian, sambung Ariston, pasar masih memperhatikan isu kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini.
Pekan ini banyak data tenaga kerja AS yang akan dirilis yang menjadi pertimbangan Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga bila data dirilis menunjukkan jumlah orang yang bekerja di AS melebihi ekspektasi.
"Isu ini bisa menahan laju penguatan rupiah," jelasnya.
Dari dalam negeri, ia mengatakan belum terdapat sentimen baru yang mempengaruhi pergerakan mata uang Garuda.
Maka dari itu, kurs rupiah diperkirakan bergerak di antara Rp14.350 per dolar AS sampai Rp14.380 per dolar AS hari ini.
Pada Selasa (29/3) lalu, rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.370 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.360 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah awal pekan ditutup melemah di tengah upaya damai Rusia-Ukraina
Baca juga: Rupiah melemah, dipicu indikasi The Fed agresif naikkan suku bunga
Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat 7 poin