Jakarta (ANTARA) - Pemerintah terus mengembangkan kawasan hortikultura berorientasi ekspor untuk mendukung kinerja ekspor produk pertanian yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.
Program ini, lanjut Wapres, bisa berhasil berkat dukungan mitra usaha tani, kehadiran mitra terbukti meningkatkan penghasilan petani.
Baca juga: Ma'ruf Amin ikuti panen perdana Pisang Cavendish di Ponorogo
Menurutnya, sudah sepatutnya masyarakat Indonesia mensyukuri sumber daya alam yang melimpah, khususnya keanekaragaman genetik pisang.
Selain itu, besarnya pangsa ekspor buah-buahan dunia, khususnya produk pisang tentu menjadi peluang bagi Indonesia. Untuk itu kita perlu terus meningkatkan produksi baik dari segi kuantitas, kontinuitas, maupun juga kualitas.
“Melalui kerja sama kemitraan antara Pemerintah, swasta dan para petani, program prioritas Kemenko Perekonomian ini bertujuan untuk meningkatkan ekspor sekaligus substitusi impor, meningkatkan ekonomi daerah, dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam laporannya kepada Wapres Ma'ruf.
Berbagai kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah, mampu meningkatkan kesejahteraan petani yang ditunjukkan dengan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) Februari 2022 yang tercatat 108,83 atau naik sebesar 0,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, untuk mendukung pengembangan hortikultura dan komoditas unggulan lainnya, diperlukan penyediaan sarana produksi pertanian (saprotan) yang menjadi kebutuhan utama usaha tani.
Di Kabupaten Ponorogo, kebutuhan saprotan per tahun sebesar Rp637 miliar, sehingga perlu upaya bersama untuk memberikan kemudahan bagi petani seperti kerja sama antara PT Ananta Nadi Nusantara dan BumdesMa (Badan Usaha Milik Desa Bersama).
Baca juga: BPS: Sektor hortikultura alami peningkatan NTP tertinggi
Pengembangan hortikultura berorientasi ekspor dengan pola Creating Shared Value (CSV) selanjutnya akan dilakukan di wilayah transmigrasi melalui kerja sama dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekonomi daerah.
Pada September 2021 telah dilakukan ekspor perdana Pisang Mas dari Kabupaten Tanggamus ke Singapura sebanyak 2,4 ton dan saat ini telah rutin ekspor sebanyak 2,5 ton per minggu. Ini merupakan contoh sukses yang harus direplikasi ke daerah lain.
“Kami berharap panen perdana di lahan demplot yang dilakukan secara simbolis oleh Bapak Wakil Presiden RI pada hari ini akan menjadi langkah awal perluasan lahan pengembangan Pisang Cavendish di Kabupaten Ponorogo, serta dalam upaya pengembangan hortikultura guna meningkatkan kinerja ekspor nasional dan perekonomian daerah yang segera ditindaklanjuti dengan kegiatan konkret di semua daerah yang telah menyatakan komitmennya,” tutur Sesmenko Susiwijono.