Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan menguat, seiring kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB).
"Nilai tukar rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa semalam sebesar 75 basis poin," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Menurut Ariston, kenaikan suku bunga acuan ECB sedikit banyak mengurangi tekanan penguatan dolar AS. Indeks dolar AS terlihat mengalami koreksi.
Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, pergerakan nilai tukar terhadap dolar AS masih belum lepas dari isu kenaikan lanjutan suku bunga acuan AS.
Semalam Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell masih menegaskan bahwa fokus bank sentral adalah menurunkan tingkat inflasi AS secara signifikan mendekati target 2 persen.
"Ini artinya kenaikan suku bunga acuan sebagai alat moneter untuk mengendalikan inflasi bakal terus dijalankan. Hal ini masih akan memberi tekanan ke rupiah," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, Ariston menilai pelaku pasar masih mengamati isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan inflasi yang bisa memberikan tekanan ke rupiah.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.850 per dolar AS hingga Rp14.920 per dolar AS.
Pada Kamis (8/9) lalu rupiah ditutup menguat 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.901 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.918 per dolar AS.