Jakarta (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono menilai transformasi digital yang didukung kebijakan kuat serta koordinasi regulator dan pemerintah telah banyak menopang ketahanan dan efisiensi ekonomi Indonesia selama dua tahun terakhir.
Melalui validitas layanan keuangan digital dan adopsi konsumen, ia membeberkan saluran pembayaran digital kini sudah mampu tumbuh hingga 26,44 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Menurut dia, transformasi digital di perbankan ikut terbantu oleh pandemi COVID-19 yang mendorong masyarakat menuju pemanfaatan e-commerce, yang berhasil tumbuh signifikan sebesar 21,26 persen (yoy). Pertumbuhan transaksi digital yang pesat mengarah pada infrastruktur pembayaran yang cepat, efisien, dan aman.
Di sisi lain, menurut Doni, fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi bisnis terus menghadapi berbagai tantangan dalam situasi yang tidak pasti seperti saat ini.
"Kemampuan bertahan, beradaptasi, dan bertransformasi adalah kunci sukses menghadapi akselerasi digital karena pandemi, sehingga membantu menjadi game changer," tuturnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, lanjut dia, tren kolaborasi para pelaku industri dinilai mampu memprofilkan keunggulan masing-masing. Dalam konteks ini, perbankan dan perusahaan teknologi finansial (tekfin/fintech) membutuhkan pola pikir kerja sama dan kolaborasi dalam berkompetisi untuk meningkatkan kualitas layanan.
Di era normal baru, persaingan bisnis tidak lagi perlu ditanggapi secara langsung, melainkan kolaborasi kini menjadi kunci yang mampu memaksimalkan manfaat digitalisasi bagi semua pihak, sekaligus menjamin persaingan yang sehat antar pelaku.