Chicago (ANTARA) - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), berbalik melemah dari keuntungan sesi sebelumnya menjadi kembali berada di bawah level psikologis 1.800 dolar AS tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah.
Emas berjangka terangkat 12,4 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.800,20 dolar AS pada Jumat (16/12/2022), setelah anjlok 30,90 dolar AS atau 1,7 persen menjadi 1.787,80 dolar AS pada Kamis (15/12/2022), dan jatuh 6,80 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.818,70 dolar AS pada Rabu (14/12/2022).
Dolar AS sedikit menguat pada perdagangan Senin (19/12/2022) karena pelaku pasar menilai kemungkinan resesi global di tengah pengetatan kebijakan bank sentral. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,03 persen menjadi 104,7320.
Pasar mencerna sinyal bank-bank sentral yang hawkish dan meningkatnya risiko resesi, terutama karena bank sentral utama termasuk Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa mengisyaratkan bahwa suku bunga akan naik lebih jauh tahun depan.
Sementara prospek kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Fed menguntungkan harga emas dalam beberapa pekan terakhir, masih diperdagangkan turun sekitar satu persen untuk tahun ini. Emas juga jauh di bawah puncak yang dicapai selama awal invasi Rusia ke Ukraina, setelah melepaskan sebagian besar status safe haven-nya terhadap dolar.
National Association of Home Builders (NAHB) melaporkan pada Senin (19/12/2022) bahwa Indeks Pasar Perumahan NAHB/Wells Fargo turun dua poin menjadi 31 pada Desember, jauh dari perkiraan rata-rata 34 di antara para ekonom, memberikan dukungan terhadap emas.
Para analis pasar percaya bahwa pasar berada dalam sikap bersahabat terhadap emas. Terlepas dari kenyataan bahwa reli baru-baru ini mulai memudar, emas masih dalam posisi yang baik secara teknis.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 12,9 sen atau 0,55 persen, menjadi ditutup pada 23,199 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari merosot 12,3 dolar AS atau 1,23 persen, menjadi berakhir pada 987,70 dolar AS per ounce.