Jambi (ANTARA) - Wali Kota Jambi Syarif Fasha menjenguk seorang balita pengidap penyakit hidrosefalus di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jambi.
Kehadiran Syarif Fasha disambut haru kedua orang tua balita tersebut berdama Derli Alfira Tifa, balita perempuan berusia tiga tahun yang mengidap penyakit hidrosefalus sejak lahir. Wali Kota Jambi langsung menjenguk anak tersebut. Dalam kesempatan itu, Fasha turut pula memberikan santunan tali asih kepada ayah Derli. Fasha menyampaikan rasa prihatinnya, sekaligus mendoakan kesembuhan bagi Derli.
"Mohon jangan dilihat dari nominalnya, namun semoga bisa sedikit membantu anak kami ini untuk mendapatkan pengobatan lanjutan dan kehadiran kami beserta jajaran Pemkot Jambi bisa menghibur bapak ibu orang tua Derli," kata Fasha.
Fasha juga mengungkapkan bahwa, walaupun kedua orang tua Derli bukan warga Kota Jambi, namun dirinya merasa tergerak karena alasan kemanusiaan terhadap sesama, terlebih Derli dirawat di Kota Jambi.
"Perlu kami jelaskan juga bahwa keluarga ini berasal dari Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. Jadi dibawa ke Kota Jambi karena ada keluarganya disini, dan kami sudah memberikan bantuan kemanusiaan kepada pihak keluarga orang tuanya dan untuk nanti selanjutnya nanti kita lihat bentuk pengobatan seperti apa. Tapi paling tidak kami akan memantau anak ini dan kami ucapkan terima kasih kepada Rumah Sakit Bhayangkara yang telah memprioritaskan penanganan anak ini. Semoga nanti anak kita ini bisa lekas pulih. Inilah harapan kita semua," pungkas Fasha.
Derli baru saja menjalani operasi keempat di rumah sakit milik Polri tersebut. Kondisinya pun tampak lemah pasca operasi, dibantu dengan alat pernapasan.
Derli dan kedua orang tuanya merupakan warga Mestong Muarojambi. Karena alasan ekonomi, keduanya saat ini menumpang di kediaman orang tuanya di Kota Jambi, sembari melakukan pengobatan anaknya. Sudah tiga tahun sakit yang di idap Derli ini tak kunjung pulih, meski sudah bolak-balik di bawa ke Rumah Sakit untuk pengobatan, namun ukuran kepala Derli kian hari makin membesar.
Selama usia Derli tiga tahun, dirinya telah menjalani operasi sebanyak tiga kali. Namun selama operasi, sampai kini kondisi kepala Derli tetap saja membesar.
“Awal sakit anak saya ini sudah dari sejak lahir. Saat usia 7 hari, anak saya ini sudah harus di operasi buat kesembuhannya. Operasi awal itu kami tidak memakai BPJS, melainkan umum dengan total Rp35 juta. Operasi kedua dan ketiga kami pakai BPJS, karena tak sanggup lagi untuk biaya operasinya. Tetapi meski pakai BPJS, biaya obat dan lainnya tetap pakai biaya sendiri. Itu yang berat bagi kami,” kata Purwati ibu dari Derli.