New York (ANTARA) - Harga minyak naik sekitar satu dolar per barel pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) dan membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut, karena prospek ekonomi China cerah, meningkatkan ekspektasi untuk permintaan bahan bakar di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret bertambah 1,47 dolar atau 1,71 persen, menjadi ditutup di 87,63 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Untuk minggu ini harga minyak mentah WTI naik 1,8 persen, dan Brent naik 2,8 persen.
"Pasar minyak terus bergerak lebih tinggi karena para pedagang bertaruh pada meningkatnya permintaan China," kata Analis Pasar Pemasok Informasi Pasar FX Empire, Vladimir Zernov, pada Jumat (20/1/2023).
"Minggu depan, permintaan minyak China akan naik karena negara itu akan merayakan Tahun Baru Imlek, yang merupakan bullish untuk pasar minyak," katanya.
Pencabutan pembatasan COVID-19 China akan membawa permintaan global ke rekor tertinggi tahun ini, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada Rabu (18/1/2023), sehari setelah OPEC juga memperkirakan permintaan China akan meningkat.
"Banyak pedagang percaya bahwa sangat mungkin kita akan melihat permintaan yang lebih tinggi datang dari China karena terus membongkar kebijakan COVID-nya," kata Analis Avatrade, Naeem Aslam.
Minyak juga didukung oleh harapan bahwa Federal Reserve (Fed) AS akan segera memperlambat kenaikan suku bunganya, yang dapat mencerahkan prospek ekonomi AS.
Peluang soft landing untuk ekonomi AS tampaknya meningkat, Wakil Ketua The Fed Lael Brainard mengatakan pada Kamis (19/1/2023). Pertemuan penetapan suku bunga The Fed berikutnya akan berlangsung pada 31 Januari hingga 1 Februari.
Juga membantu harga minyak, Baker Hughes Co mengatakan jumlah rig minyak AS turun 10 menjadi 613, terendah sejak November.
Dua ekonomi terbesar dunia membutuhkan lebih banyak minyak mentah, kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.
"Pasar minyak telah turun karena kekhawatiran resesi global, tetapi masih menunjukkan tanda-tanda akan tetap ketat untuk beberapa waktu lagi," katanya.
Harga minyak naik meskipun angka persediaan AS minggu ini menunjukkan stok minyak mentah naik 8,4 juta barel dalam sepekan hingga 13 Januari menjadi sekitar 448 juta barel, tertinggi sejak Juni 2021.
Pengurangan penjualan dari Cadangan Minyak Strategis AS membantu membalikkan sentimen negatif dari laporan tersebut dan mendorong harga minyak, kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Batas harga minyak Rusia, yang telah beriak melalui pasar global, membantu meningkatkan harga minyak mentah, kata Jim Ritterbusch dari konsultan Ritterbusch and Associates.
"Sanksi dan pembatasan pada minyak mentah Rusia secara bertahap menimbulkan beberapa dampak harga dan akan menjadi faktor yang lebih bullish ketika masuknya kargo minyak mentah Rusia bulan lalu diserap ke pasar global," kata Ritterbusch.
Rusia adalah pemasok minyak mentah terbesar kedua China pada tahun 2022, sementara Arab Saudi menempati posisi teratas.