Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mendorong petani padi menggunakan pupuk organik lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan menekan biaya.
"Ya, hari ini kita mulai menanam seperti di daerah-daerah yang lain. Setelah panen, tidak diberi jeda karena masih ada air banyak, segera ditanam dan yang saya senang di sini memakai pupuk organik yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia," kata Jokowi mengawali keterangan persnya di Tuban, Kamis.
Presiden mengatakan petani di Tuban sudah 3 tahun terakhir menanam dengan pupuk organik lokal di lahan 1.000 hektare, dan mampu menekan biaya produksi.
"Semuanya organik dan biaya untuk pupuknya yang biasanya per hektare bisa 5 juta sampai 6 juta per hektare. di sini hanya antara 100.000 dan 500.000 per hektare," ujarnya.
Menurut Presiden, jika hal tersebut dikembangkan di daerah lain, layaknya dilakukan Serikat Petani Indonesia, maka akan banyak mengurangi biaya dan ketergantungan terhadap pupuk kimia.
"Ini akan banyak mengurangi cost (biaya) yang harus dikeluarkan petani dan tidak ketergantungan kepada pupuk-pupuk kimia, (tidak) tergantung pada industri pupuk kimia, (tidak) tergantung pada impor bahan baku dari pupuk-pupuk kimia yang sekarang ini terjadi. Jangan sampai ada keluhan 'wah Pak pupuknya sulit'," kata Jokowi.
Jokowi mengapresiasi apa yang dimulai Serikat Petani Indonesia dengan menggunakan pupuk organik lokal, di tengah sulitnya memperoleh pupuk dunia.
"Saya kira bagus sekali dan hasilnya, hasilnya juga di awal memang agak turun sedikit, tetapi setelah itu meningkat malahan. Ini yang bagus," ujarnya.
Presiden juga telah memerintahkan kepada Menteri Pertanian untuk mengembangkan penggunaan pupuk organik di provinsi lain.
Persoalannya, kata Jokowi, setiap petani harus memiliki setidaknya dua ekor sapi untuk bisa memproduksi sendiri pupuk organik dari kotoran sapi.
"Di sini sudah. Di daerah yang lain ini nanti tugasnya Kementerian Pertanian untuk mencukupi itu sehingga bisa dipakai untuk membikin pupuk organik. Yang saya senang juga harga gabah di petani dibanding tahun yang lalu jauh lebih baik pada hari ini. Petani mestinya senang," ujarnya.