Jambi (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi menilai perlunya optimalisasi lapangan usaha industri guna mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat lebih tinggi dari pada triwulan 1 tahun 2023 yang tumbuh sebesar 5 persen (yoy).
Kepala BPS Provinsi Jambi Agus Sudibyo, di Jambi, Jumat, mengatakan perlu menjadi perhatian pemerintah bagaimana bisa menggeser ketergantungan distribusi PDRB Jambi dari sektor pertanian, pertambahan ke sektor industri atau jasa sehingga efeknya bisa dirasakan lebih kuat dan menyeluruh.
BPS Provinsi Jambi mencatat ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan 1 tahun 2023 tumbuh sebesar 5 persen (year on year) dibandingkan triwulan 1 tahun 2022.
Dari sisi produksi lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,15 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran komponen pembentukan modal tetap bruto tumbuh tertinggi sebesar 6,89 persen.
Agus mengatakan tidak berlakunya lagi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mendorong peningkatan aktivitas pengangkutan komoditas unggulan. Selain itu juga terjadi peningkatan akomodasi dan makan minum, sehingga terjadi peningkatan jumlah tamu yang menginap di hotel berbintang.
Menurut lapangan usaha, tiga leading sektor unggulan di Jambi, yakni pertanian, pertambangan, perdagangan masih tumbuh positif.
Sementara itu dari sisi pengeluaran, komponen PMTB mengalami pertumbuhan tertinggi hal ini didorong oleh pengerjaan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan eksplorasi pertambangan.
Sebagai penyumbang utama dari PDRB dari komponen pengeluaran ekspor tumbuh sebesar 5,13 persen dan konsumsi rumah tangga sebesar 3,23 persen.
Dari sisi distribusinya terhadap PDRB menurut pengeluaran ekspor dan konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen yang memiliki distribusi paling besar yaitu masing-masing 64,28 persen dan 42,41 persen.
Agus mengatakan perlunya peningkatan pendapatan masyarakat supaya semakin meningkatkan distribusi dari konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2022 , ekonomi Jambi mengalami kontraksi seberat 2,08 persen (qtq). Kontraksi terjadi pada sebagian besar lapangan usaha, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 20,09 persen.
Dari sisi pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 62,76 persen.
Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi Hermanto mengatakan harapan pemerintah dapat mendorong hilirisasi di daerah tersebut, sehingga dapat mendongkrak share industri pada PDRB.
Saat ini distribusi lapangan usaha industri di Jambi pada triwulan 1 2023 terhadap PDRB sebesar 9,59 persen dengan pertumbuhannya secara year on year sebesar 1,81 persen.
"Distribusi tersebut menurut kami masih kurang optimal, Jambi masih tergantung dengan pertanian, pertambangan harus didorong ke hilirisasi, kelola produk pertanian," katanya pula.
Untuk itu, pemda diharapkan dapat mengundang investor untuk meningkatkan nilai tambah pertanian.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS Jambi: Perlu optimalisasi industri mendongkrak pertumbuhan ekonomi