Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menyebutkan pendapatan negara tahun depan akan naik 11,08 persen sampai dengan 12,38 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
“Belanja negara dalam rentang 13,97 hingga 15,01 persen dari PDB. Dengan demikian keseimbangan primer akan terus bergerak menuju seimbang dan positif di kisaran antara defisit 0,43 persen, hingga surplus 0,00 persen dari PDB,” kata Sri Mulyani, di Jakarta, Jumat.
Kebijakan APBN 2024 diarahkan untuk terus mendukung optimalisasi pendapatan, transformasi ekonomi digital, menjaga iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha serta lingkungan.
Lebih lanjut, Bendahara Negara itu memaparkan strategi yang akan ditempuh pemerintah untuk mendorong pembiayaan yang lebih inovatif, bijaksana (prudent), dan berkesinambungan
Pertama dengan mendukung kebijakan fiskal yang ekspansif, terarah, serta terukur untuk mendukung transformasi ekonomi. Kedua, mengendalikan defisit dan utang dalam batas yang aman dan berkelanjutan (sustainable).
Ketiga, mendorong efektivitas pembiayaan investasi dengan memberdayakan BUMN, Sovereign Wealth Funds (SWF), Special Mission Vehicle (SMV), serta badan layanan umum (BLU).
Keempat, memperkuat ketahanan fiskal di tengah ketidakpastian global dengan menyusun fiscal buffer atau bantalan fiskal yang handal dan kredibel. Kelima, mendukung pembiayaan investasi dengan memperkuat peranan Indonesia di forum internasional.
Terakhir, mendorong akselerasi pembiayaan bagi masyarakat berpendapatan rendah, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta mendorong pembiayaan kreatif dan inovatif melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha.
“Ini disusun dengan mempertimbangkan perkembangan, tantangan dan dinamika ekonomi global dan domestik. Tantangan dan risiko yang harus kita hadapi, dan sasaran pembangunan yang terus kita ikhtiar untuk dicapai,” ujarnya pula.