Jambi (ANTARA) - Provinsi Jambi memiliki cadangan batu bara yang melimpah, menjadikannya salah satu daerah penghasil batu bara utama di Indonesia. Aktivitas pertambangan batu bara di wilayah ini telah berkembang pesat, dengan luas area tambang mencapai 10.332 hektar yang tersebar di tujuh kabupaten, antara lain Batanghari (3.236 hektar), Bungo (2.836 hektar), dan Sarolangun (2.536 hektar). Pertumbuhan sektor ini membawa dampak signifikan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat.
Aktivitas pertambangan batubara di Provinsi Jambi memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor pertambangan dan penggalian menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi. Pada triwulan II tahun 2022, sektor ini mencatat pertumbuhan sebesar 3,60% year-on-year (y-on-y), didorong oleh peningkatan produksi minyak, gas bumi, dan batubara.
Secara keseluruhan, perekonomian Provinsi Jambi pada tahun 2023 tumbuh sebesar 4,66%, dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp293,73 triliun. Meskipun terdapat perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun 2022 yang sebesar 5,12%, sektor pertambangan dan penggalian tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Batubara merupakan salah satu komoditas ekspor utama Provinsi Jambi. Meskipun data spesifik mengenai volume dan nilai ekspor batubara Jambi tidak tersedia dalam sumber yang dirujuk, secara nasional, sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sebesar 12,22% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022, meningkat dari 8,98% pada tahun 2021.
Kontribusi Pertambangan Batu Bara bagi Provinsi Jambi
Sektor pertambangan dan penggalian menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi di Provinsi Jambi. Pada triwulan II tahun 2022, sektor ini mencatat pertumbuhan sebesar 3,60% year-on-year, didorong oleh peningkatan produksi minyak, gas bumi, dan batu bara. Selain itu, terdapat 94 perusahaan tambang batu bara yang aktif beroperasi di Jambi, yang berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan daerah dan penciptaan lapangan kerja.
Dampak Sosial Pertambangan Batu Bara
Meskipun memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, aktivitas pertambangan batu bara juga menimbulkan berbagai dampak sosial bagi masyarakat lokal. Salah satu dampak utama adalah peningkatan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas akibat banyaknya angkutan batu bara yang menggunakan jalan nasional. Data menunjukkan bahwa jumlah kendaraan yang melewati jalan nasional di Jambi meningkat sebesar 197,85%, dengan kontribusi signifikan dari angkutan batu bara. Selain itu, penggunaan jalan umum oleh angkutan batu bara menyebabkan kerusakan infrastruktur jalan dan meningkatkan risiko kecelakaan, yang berdampak negatif pada kualitas hidup masyarakat
Dampak Ekonomi Terhadap Masyarakat Lokal
Pertambangan batu bara telah mengubah struktur ekonomi masyarakat di sekitar area tambang. Sebelumnya, perekonomian masyarakat didominasi oleh sektor pertanian. Namun, dengan hadirnya perusahaan tambang, banyak masyarakat yang beralih menjadi tenaga kerja di sektor pertambangan atau menyediakan barang dan jasa pendukung. Meskipun demikian, peningkatan harga batu bara tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lonjakan harga batu bara tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar area tambang.
Dampak Lingkungan dan Kesehatan
Aktivitas pertambangan batu bara juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Penelitian yang dilakukan di Muaro Jambi selama periode 2007-2023 menunjukkan bahwa pertambangan batu bara menyebabkan polusi udara, air, dan tanah. Selain itu, peningkatan lalu lintas angkutan batu bara berkontribusi pada peningkatan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, yang berdampak pada kualitas hidup masyarakat.
Upaya Penanganan Dampak Negatif
Aktivitas pertambangan batubara di Provinsi Jambi telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Namun, dampak negatif yang ditimbulkan, seperti kerusakan lingkungan, kemacetan lalu lintas, dan masalah sosial lainnya, memerlukan penanganan serius. Berikut beberapa upaya yang telah dan dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif tersebut:
1. Pembangunan Infrastruktur Khusus
Salah satu masalah utama adalah kerusakan jalan umum akibat truk pengangkut batubara. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan perusahaan tambang berencana membangun jalan khusus bagi angkutan batubara. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kerusakan jalan umum dan kemacetan lalu lintas yang sering terjadi.
2. Peningkatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Perusahaan tambang diharapkan meningkatkan program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka. Kontribusi ini dapat berupa pembangunan fasilitas umum, pemberdayaan masyarakat lokal, dan upaya pelestarian lingkungan. Dengan demikian, dampak negatif dapat diminimalkan, dan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang dapat ditingkatkan.
3. Penegakan Hukum terhadap Pertambangan Ilegal
Pertambangan ilegal menjadi salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang signifikan. Pemerintah Provinsi Jambi telah membentuk tim koordinasi untuk menangani sumur minyak yang dikelola masyarakat secara ilegal. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi praktik pertambangan tanpa izin yang merugikan lingkungan dan masyarakat.
4. Reklamasi dan Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang
Reklamasi lahan pasca-tambang merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan tambang. Namun, masih terdapat lahan bekas tambang yang belum direklamasi dengan baik. Pemerintah dan perusahaan perlu memastikan bahwa proses reklamasi dilakukan sesuai standar untuk mengembalikan fungsi ekologis lahan tersebut.
5. Pengawasan dan Regulasi yang Ketat
Pemerintah daerah perlu menerapkan pengawasan yang lebih ketat terhadap aktivitas pertambangan. Hal ini mencakup peninjauan izin operasional, pemantauan kepatuhan terhadap standar lingkungan, dan penegakan sanksi bagi pelanggar. Selain itu, regulasi yang ada harus diperkuat untuk memastikan pengelolaan pertambangan yang berkelanjutan.
6. Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat lokal perlu diberikan edukasi mengenai dampak pertambangan dan cara-cara untuk meminimalkan efek negatifnya. Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan alternatif dapat mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan dan meningkatkan kesejahteraan.
Dengan implementasi upaya-upaya di atas secara konsisten dan kolaboratif antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, diharapkan dampak negatif pertambangan batubara di Jambi dapat diminimalkan, sehingga tercipta keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Penutup
Pertambangan batu bara di Provinsi Jambi memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan produksi, kontribusi terhadap PDRB, dan peran dalam ekspor, namun juga membawa berbagai dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat lokal. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dan pelestarian lingkungan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
*) Dr. M. Lucky Akbar, S.Sos, M.Si adalah Kepala Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan Jambi