Jakarta (ANTARA) - Setiap jenjang usia manusia memiliki versi bahagianya sendiri. Maka tak perlu menolak tua, apalagi sampai menghamburkan biaya ratusan juta rupiah demi terlihat tetap muda. Tua atau muda hanya persoalan angka usia, sedangkan untuk bahagia hanya perlu menjadi “ahli menikmati” dalam kesyukuran yang tinggi.
Miliarder bioteknologi Amerika Serikat Bryan Johnson merogoh kocek hingga Rp29 miliar demi upaya menolak tua. Untuk mewujudkan obsesinya, pria berusia 45 tahun itu menyewa tim profesional untuk membantunya memiliki raga setara pemuda 18 tahun.
Tak tanggung-tanggung, organ tubuh yang dikondisikan kembali muda meliputi otak, jantung, paru-paru, hati, ginjal, tendon, gigi, kulit, rambut, kandung kemih, penis, hingga dubur. Treatment yang dia jalani mencakup diet vegan 1.977 kalori, olah raga, tidur teratur, dan mengonsumsi obat juga suplemen.
Bryan Johnson mengaku telah mengukur lebih dari 15 organ dan ia sudah mencetak 507 poin pembalikan usia. ”Usia kronologis saya adalah 44, usia biologis yang diukur adalah 36,” klaim dia.
Johnson tak sendiri, orang yang menempuh upaya seperti dia ada begitu banyak. Di Indonesia, kalangan yang belum mencapai kebebasan finansial pun rela membelanjakan uang ratusan juta rupiah untuk membiayai bermacam operasi yang dapat menghapus jejak penuaan. Berbagai teknologi dilakukan studi untuk menciptakan jenis treatment yang mampu menjadikan wajah seseorang terlihat awet muda.
Teknologi terbaru untuk menolak tua yang disebut Emface, tersedia di sebuah klinik kecantikan di kawasan Kemang Jakarta Selatan dan diklaim sebagai yang pertama di Indonesia. Perawatan itu menargetkan kulit dan otot wajah yang dapat memberikan efek lifting (pengencangan). Dalam beberapa bulan, hasil yang dijanjikan kerutan pada kulit dapat berkurang hingga 37 persen, memberikan efek lifting pada kulit sampai 23 persen, sekaligus memperbaiki toned muscle 30 persen.
Harga per sesi perawatan berdurasi 20 menit sebesar Rp10 juta, dengan satu paket perawatan minimal empat sesi, dan untuk selanjutnya masih perlu dilakukan touch up maintenance per tiga bulan untuk mereka yang berusia lanjut. Ketika ditotal, mungkin biaya perawatan wajah ini bisa setara untuk membangun rumah sederhana layak huni.
Mengapa mereka begitu sibuk melawan penuaan? Padahal itu proses alami yang semestinya dinikmati karena tidak semua manusia memiliki kesempatan berumur panjang hingga merasakan tahapan menjadi tua.
Ahli menikmati
Hanya perlu menjadi ahli menikmati agar hidup senantiasa terasa damai, menerima segala yang tengah terjadi dan piawai berbahagia di segala suasana. Kesemua itu merupakan obat awet muda paling alami.
Tak perlu memilih-milih atau berandai-andai untuk berada di tahapan usia yang mana agar tetap bahagia. Karena pada setiap tahapan usia memiliki versi bahagianya sendiri, seperti digambarkan berikut ini:
Versi bahagia
- Bayi. Anak manusia paling merdeka yang diizinkan hidup tanpa aturan apapun. Apa saja boleh, boleh ngompol, nangis, rewel, dan melakukan hal-hal absurd tanpa ada larangan malah memperoleh puja-puji dan respons gelak tawa dari anggota keluarga.
- Anak-anak. Dunia bermain mereka miliki, sebagian besar waktunya untuk bermain-main dan difasilitasi orang tuanya. Pintar dan kreatifnya dipuji, nakal, dan kebandelannya dimaklumi.
- Remaja. Mulai berbunga-bunga menikmati sensasi pubertas, dunia serasa indah, bermain dengan berbagai eksperimental, berkhayal, dan bermimpi sesuka hati.
- Dewasa. Menemukan tambatan hati, memulai bahtera rumah tangga, dan bahagia bersama pasangan yang kemudian membuahkan keturunan. Memiliki karier atau bisnis yang sukses, sejumlah obsesi telah tercapai, menikmati pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
- Tua. Manusia senior yang telah kenyang pengalaman, menikmati masa pensiun dengan hidup santai tapi sejahtera. Dikelilingi anak cucu yang lucu dan menghibur. Sudah terbebas dari sebagian besar tanggung jawab duniawi, tinggal meningkatkan kualitas ibadah sembari menanti waktu untuk kembali pada kehidupan yang abadi.
Tak perlu berkabung
Peneliti Hannah Kuper dan profesor Sir Michael Marmot dari The London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) Harvard School of Public Health, pada 2003 melakukan studi mengenai pola pikir yang memengaruhi kesehatan seseorang.
Disebutkannya, perasaan stres karena kesan negatif tentang penuaan berkontribusi pada peradangan kronis dan lebih banyak masalah kesehatan dalam jangka panjang.
“Menjalani stereotip orang yang lebih tua justru dapat meningkatkan masalah yang ditakuti itu sendiri,” katanya.
Sebaliknya, orang yang berpikir usia tua dimulai di kemudian hari mungkin lebih peduli pada kesehatan dan kebugaran mereka, dan karena itu mengambil langkah aktif untuk tetap dalam kondisi yang lebih baik.
Mereka pikir mereka lebih muda dan berperilaku dengan cara yang lebih muda, menciptakan lingkaran sebab akibat yang baik.
Riset Kuper dan Marmot bukanlah satu-satunya penelitian yang menunjukkan manfaat terukur dari berpikir positif tentang penuaan.
Profesor psikologi Universitas Yale di New Haven Connecticut, AS, Becca R. Levy, menggunakan data dari Studi Longitudinal penuaan dan pensiun Ohio, juga menghasilkan beberapa temuan luar biasa.
Penelitian Ohio diikuti lebih dari 1.000 orang yang setidaknya berusia 50 tahun pada saat itu. Dia menemukan bahwa orang-orang yang memiliki pandangan positif tentang penuaan mereka sendiri, rata-rata hidup 22,6 tahun setelah penelitian. Sedangkan mereka yang merasa kurang positif tentang penuaan, rata-rata hidup hanya 15 tahun kemudian.
Lantas disusul penelitian baru oleh Susanne Wurm dari Universitas Greifswald di Jerman utara, yang memperoleh kesimpulan seperti berikut.
Orang yang melihat usia tua dengan lebih positif --misalnya sebagai waktu untuk mempelajari hal-hal baru dan membuat rencana baru-- mereka rata-rata hidup lebih lama.
Dalam bukunya The Expectation Effect, jurnalis sains David Robson menyarankan supaya orang fokus pada pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh seiring bertambahnya usia, ketimbang berkabung karena kehilangan masa muda.
“Perhatikan betapa kita jauh lebih baik dalam menghadapi berbagai hal,” kata dia.
Ketika orang tua tidak sehat, mereka tidak boleh berasumsi bahwa itu semua karena faktor usia tua.
“Sejalan bertambahnya usia, kita tidak boleh menyerah untuk mencoba menjadi lebih sehat dan percaya bahwa ada banyak hal yang masih bisa kita lakukan,” saran Robson.
Jika kita mengadopsi sikap ini, kemungkinan besar kita akan hidup lebih lama dan menikmatinya.
Menunda tua
Adalah cara yang lebih moderat dibanding melawan tua. Karena upaya melawan biasanya dilakukan lebih ekstrem dan berefek samping, seperti menjalani berbagai operasi atau treatment untuk mengubah bentuk fisik.
Jika ketakutan akan penuaan berkaitan dengan perubahan tampilan fisik seperti rambut beruban, wajah, kulit keriput, tanggalnya gigi, dan lain sejenisnya, maka biasanya usaha yang dilakukan adalah dengan mengubahnya, dalam konteks melawan tua.
Lain halnya bila penuaan terkait dengan kekhawatiran akan menurunnya kondisi fisik, melemahnya fungsi otak, berkurang produktivitas, dan hinggapnya berbagai penyakit, maka upaya menunda tua adalah ikhtiar yang baik untuk dilakukan. Berikut sejumlah ikhtiar yang dapat diterapkan.
Tips awet muda:
- Pola makan sehat. Makanlah yang cukup, dalam artian cukup gizi, nutrisi, vitamin, dan antioksidan. Hindari makanan "sampah" (junk food), makanan olahan dan instan. Pilih makanan dari bahan segar dan alami, serta dimasak secara higienis.
- Minum jamu. Alam adalah penyedia obat terbaik dan terlengkap, baik untuk mengobati penyakit maupun menjaga kebugaran dan kesehatan. Minumlah jamu tradisional secara rutin, yang dibuat dari rempah-rempah segar tanpa campuran unsur kimiawi.
- Olah raga teratur. Tubuh yang aktif bergerak berkontribusi bagi tingkat kesehatan raga yang prima. Olah raga secara teratur sedari muda juga dapat mencegah demensia, yakni berkurangnya kemampuan berpikir, daya ingat atau memori.
- Istirahat cukup. Istirahat dengan tidur yang cukup amat berpengaruh pada kebugaran badan. Sebagaimana mesin, manusia yang memiliki komponen otak juga wajib diistirahatkan dalam waktu dan durasi tertentu. Bagi orang dewasa hingga tua, waktu tidur yang dibutuhkan tubuh berkisar 7-8 jam per hari.
- Damai. Memiliki hati yang damai disertai kematangan spiritual yang baik, membantu seseorang dalam menghadapi berbagai situasi dengan tenang. Dalam sesanti Jawa ada istilah nrimo ing pandum yang berarti tulus menerima pemberian (Tuhan) tanpa banyak tuntutan atau protes. Sikap kesyukuran yang tinggi ini akan menjauhkan seseorang dari stres, penyebab utama penuaan.
Kegembiraan-kegembiraan kecil yang didapati selama menjalani masa lansia, berubah menjadi endapan kebahagiaan dari waktu ke waktu.
Menjadi tua adalah hukum alam yang tak perlu dilawan. Namun, Anda bisa menunda penuaan dengan cara alami, demi melambatkan efek buruknya.