Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Rabu sore tertekan peningkatan ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China.
"Ketegangan meningkat setelah importir utama Tiongkok memblokir ekspor beberapa produk galium dan germanium, yang merupakan bahan utama dalam proses pembuatan cip, ke AS," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam hasil kajiannya di Jakarta, Rabu.
Ibrahim menilai langkah ini merupakan pembalasan atas tindakan Negeri Paman Sam yang memblokir akses China ke teknologi pembuatan cip utama, sehingga memicu kekhawatiran atas konflik perdagangan yang lebih besar antara ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Secara khusus, investor mengkhawatirkan lebih banyak gangguan pada rantai pasokan global, terutama jika Negeri Panda memblokir ekspor mineral tanah jarang, dimana China merupakan pengekspor terbesar dunia.
Langkah itu juga dilakukan pada saat ekonomi Tiongkok berada di ujung tanduk, karena berjuang untuk pulih dari aturan anti-COVID yang ketat selama tiga tahun. Hambatan lebih lanjut terhadap ekonomi Tiongkok diperkirakan membebani seleranya terhadap tembaga.
Selain itu, Ibrahim menyebutkan nilai tukar rupiah juga lesu karena fokus saat ini menuju pada risalah pertemuan Bank Sentral AS, The Fed bulan Juni, untuk petunjuk lebih lanjut tentang jalur suku bunga AS.
Meski Fed menahan suku bunga bulan lalu, Bank Sentral juga menandai setidaknya akan dua kenaikan lagi tahun ini, mengingat inflasi masih tetap tinggi.
"Pasar memperkirakan peluang 88 persen Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini. Sementara data terbaru menunjukkan bahwa inflasi AS secara keseluruhan menurun, dimana inflasi inti masih bertahan dan jauh di atas kisaran target Fed," tuturnya.
Dengan perkembangan tersebut, dirinya memproyeksikan kurs Garuda kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup melemah dalam rentang Rp15.000 per dolar AS hingga Rp15.060 per dolar AS.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp15.014 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak dalam kisaran Rp15.000 per dolar AS hingga Rp15.028 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) justru menunjukkan penguatan rupiah pada hari ini, yakni meningkat ke posisi Rp15.013 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.018 per dolar AS.