Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa sebagai langkah mitigasi dampak dari El Nino, pemerintah telah menargetkan persediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di atas 2,2 juta ton hingga akhir 2023.
Menko Airlangga menjelaskan, agar mampu memenuhi target stok CBP tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyiapkan benih khusus dengan spesifikasi tertentu yang mampu bertahan terhadap perubahan iklim yang saat ini menjadi kekhawatiran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Dari Kementerian Pertanian sudah menjanjikan beberapa daerah-daerah lahan untuk pertanian yang bisa digenjot dengan dipersiapkannya spesifikasi benih tertentu, yaitu benih yang relatif lebih tahan terhadap perubahan cuaca,” ujarnya.
Adapun El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya, yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
El Nino meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah, dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia, sehingga El Nino dapat memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
Di satu sisi, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan bahwa pemerintah berencana menyiapkan 500 ribu hektar lahan pertanian untuk mengantisipasi dampak kemarau yang berkepanjangan akibat El Nino.
Untuk saat ini, ia mengatakan telah aktif berkoordinasi dengan kepala daerah guna mengantisipasi El Nino. Syahrul juga mengaku sudah memetakan dampak terburuk terhadap stok beras akibat El Nino di Indonesia pada Agustus-September 2023.