Jambi (ANTARA) - Ditlantas Polda Jambi kembali melanjutkan penghentian lalu lintas angkutan batu bara yang melalui jalan nasional di daerah tersebut hingga waktu yang belum ditentukan.
Dirlantas Polda Jambi Kombes Pol. Dhafi di Jambi, Kamis, mengatakan pihaknya melanjutkan penyetopan ini karena belum ada realisasi dari pihak transportir dan perusahaan batu bara untuk memperbaiki beberapa ruas jalan yang rusak.
Selain itu, kata dia, Kepolisian juga membutuhkan komitmen bersama dari transportir terkait tonase batu bara yang berlebih. Kondisi ini mengakibatkan jalan nasional kembali mengalami kerusakan.
Selain itu, Dhafi juga menyinggung soal jam operasional angkutan batu bara yang masih sering dilanggar. Seharusnya sesuai aturan, angkutan batu bara baru boleh melintas di jalan nasional mulai pukul 19.00 WIB. Tapi, angkutan batu bara sudah mulai jalan atau keluar mulut tambang sejak pukul 16.00 WIB.
Ia menegaskan, jika komitmen tersebut sudah direalisasikan maka Kepolisian akan membuka kembali lalu lintas batu bara di jalan nasional. Namun jika komitmen belum dijalankan dan hanya akan menimbulkan masalah maka pihaknya sepakat melakukan penyetopan lalu lintas batu bara untuk sementara.
"Betul-betul kami mau lihat upaya nyata untuk perbaikan jalan," katanya.
Dhafi menjelaskan sesuai ketentuan keputusan Menteri ESDM soal pemeliharaan jalan dan pendukung kelancaran arus lalu lintas batu bara, maka itu menjadi tanggung jawab transportir dan perusahaan tambang .
Dhafi mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan informasi bahwa transportir dan perusahaan batu bara sedang mengupayakan bahan material untuk perbaikan jalan.
Jika dalam waktu dekat jalan diperbaiki, maka kepolisian akan membuka kembali jalan nasional untuk batu bara.
Sebelumnya, Polisi melakukan penghentian mobilitas angkutan batu bara melalui jalan nasional sejak 1 September hingga 6 September 2023.
Sementara itu, melalui operasi zebra 2023 ini Kepolisian juga memantau kondisi di lapangan guna memastikan tidak ada pelanggaran yang dilakukan angkutan batu bara selama masa penyetopan.
Dhafi menyebutkan bahwa terdapat ratusan personel yang siap memantau pergerakan angkutan batu bara.