Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pelepasan ekspor komoditas biji pinang sebanyak 18 ton asal Jambi ke Bangladesh, Sabtu.
Adapun nilai ekspor komoditas biji pinang ke Bangladesh ini ini mencapai USD 16.970.
Selain biji pinang, Mendag juga melepas ekspor beberapa komoditas lainnya asal Jambi, yaitu produk karet lima container yang bernilai USD80 ribu dengan negara tujuan Meksiko.
Selain itu, Provinsi Jambi juga mengekspor kopra kering dengan jumlah 24.300 ton ke Pakistan, dan ekspor ijuk kelapa sejumlah 26 ton ke India.
Dalam kesempatan itu, Mendag juga menegaskan bahwa ekspor mengalami surplus berturut-turut selama 40 bulan. Pada 2022 nilai ekspor surplus hampir Rp900 triliun.
Provinsi Jambi, kata dia, memiliki peranan yang besar untuk nilai ekspor yang berasal dari beberapa komoditas andalan Jambi seperti pinang, kayu manis, cengkeh,kopi dan lain-lain.
Meski begitu, tegasnya, tantangan juga dihadapi oleh Indonesia untuk ekspor pinang ke India. Sebab, India memiliki proteksi yang kuat untuk melindungi petani pinang di negaranya. Sehingga masih sulit untuk mengekspor pinang Indonesia ke negara tersebut.
Mendag mengatakan, selain kelapa dan karet, pinang juga merupakan produk unggulan Indonesia di pasar internasional.
Terdapat 14 provinsi yang memiliki area yang baik untuk tanaman pangan diantaranya Jambi, Sumatera Utara, dan Aceh dengan total luas area di Seluruh Indonesia mencapai 152 ribu hektar.
Sementara, di Provinsi Jambi menjadi sentra produksi pinang yang menyumbang hampir 40 persen produksi nasional.
Kualitas produk pinang dari Jambi, kata dia, cukup tinggi dibandingkan negara lain. Tapi, saat ini terdapat hambatan ekspor seperti penerapan minimum import price (MPI) ke India, penerapan tarif bea masuk yang tinggi di India, Iran dan UAE.