Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo membahas upaya negara-negara MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia) dalam menjadi jembatan menghentikan kekerasan dan menciptakan perdamaian di Gaza, Palestina.
“Mengingat memang bahwa salah satu yang pada saat ini menjadi agenda utama kita adalah bagaimana kita bisa melakukan reform dari berbagai organisasi multilateral untuk bisa meningkatkan efektivitas dari organisasi-organisasi multilateral dalam hal menjaga perdamaian dunia,” jelas Pahala Mansury dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin..
Pahala menyampaikan dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo juga menekankan mengenai upaya setiap pihak untuk dapat memastikan masyarakat di Gaza dapat menerima bantuan yang sesuai.
“Kemudian memastikan adanya bantuan yang cukup, itu bisa masuk ke dalam area atau wilayah di Gaza, sehingga betul-betul masyarakat yang ada di sana bisa mendapatkan bantuan yang sesuai,” tuturnya.
Pertemuan juga membahas upaya menghentikan adanya peperangan di Gaza, serta bagaimana MIKTA dapat memulai sebuah proses politik untuk bisa menghasilkan solusi jangka panjang agar Palestina dapat memperoleh haknya sebagai sebuah negara merdeka.
Di samping itu, Pahala mengungkapkan selain membahas kondisi yang terjadi di Palestina, pertemuan tersebut juga membahas mengenai kerja sama ekonomi. Pahala menuturkan bahwa sebagai organisasi yang terdiri dari berbagai negara kekuatan menengah, MIKTA dinilai telah memiliki kekuatan ekonomi yang cukup besar.
“Tentunya bagaimana kita bisa membangun adanya kerja sama yang lebih baik lagi, khususnya yang lebih inklusif sambil juga kita melihat bagaimana keberpihakan kepada negara-negara global south untuk bisa membangun industri dalam hal membangun hilirisasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi yang dimiliki,” ujarnya.
Mengenai perubahan iklim, Kepala Negara juga membahas terkait upaya konkret MIKTA untuk mendorong adanya transisi energi yang lebih adil dan dapat membantu negara-negara selatan global untuk dapat mengembangkan energi baru terbarukan, sebagai salah satu jawaban terhadap tantangan perubahan iklim yang ada.
Sementara itu dalam keterangan terpisah, Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan bahwa pertemuan MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 yang dibuka Senin, membahas mengenai dukungan parlemen terhadap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah masing-masing negara MIKTA.
“Sehingga apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah, akan kita laksanakan juga melalui parlemen yang ada di MIKTA,” tutur Puan.
Puan juga menyampaikan, dalam pertemuan itu Presiden menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap perdamaian di Palestina. “Kita bersepakat bahwa dengan adanya MIKTA ini tentu saja bisa bersuara di dunia internasional,” ujar Puan.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan yakni Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury.