Peluncuran program tersebut berlangsung di Anjong Mon Mata, Kompleks Meuligoe Gubernur Aceh di Banda Aceh, Jumat, yang ditandai dengan pemukulan rapai atau gendang. Peluncuran diikuti Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki
"Kelompok petani milenial ini merupakan regenerasi petani-petani di Aceh. Satu kelompok ada 20 petani milenial yang akan mengembangkan dan memajukan sektor pertanian di Aceh," kata Harvick Hasnul Qolbi.
Ia mengatakan wilayah Aceh memiliki potensi pertanian yang menjanjikan. Potensi ini harus digarap dengan maksimal. Untuk menggarapnya tentu dibutuhkan sumber daya manusia.
"Kehadiran kelompok tani milenial ini menjadi modal bagi Aceh untuk memajukan pertanian. Pertanian ini tujuan utamanya membangun ketahanan pangan, tidak hanya Aceh, tetapi juga Indonesia," katanya.
Oleh karena itu, Wamentan menantang kalangan petani milenial untuk membuktikan kehadirannya dengan aksi nyata. Apalagi, pemerintah, baik pusat maupun daerah mendukung keberadaan petani milenial tersebut.
"Buktikan bahwa kelompok petani milenial bukan sekadar diluncurkan secara seremonial, tetapi juga ada aksinya. Bukti dengan aksi demi mewujudkan ketahanan pangan di Aceh maupun Indonesia," kata Harvick Hasnul Qolbi.
Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengapresiasi kehadiran kalangan petani milenial. Petani milenial ini menjadi pewaris para petani-petani yang ada di provinsi ujung barat tersebut.
"Sekarang ini, jarang anak-anak muda Aceh ingin menjadi petani. Anak-anak muda di Aceh lebih banyak ingin menjadi pengusaha, aparatur sipil negara, atau lainnya. Kami bangga masih ada anak-anak muda Aceh ingin menjadi petani.
Oleh sebab itu, Achmad Marzuki menantang kelompok petani milenial yang dimunculkan tersebut memberikan bukti nyata serta berkontribusi bagi pengembangan dan kemajuan pertanian di Aceh
"Petani merupakan pilar ketahanan pangan di Aceh. Karena itu, besar harapan kami kehadiran kelompok petani milenial ini berdampak positif terhadap kemajuan pertanian demi terwujudnya ketahanan pangan di Aceh," kata Achmad Marzuki.