Jambi (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi mengingatkan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) setempat memitigasi risiko inflasi akibat kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
"Ke depan, diperkirakan Provinsi Jambi akan mengalami inflasi sehubungan dengan diberlakukannya kenaikan HET beras SPHP dan harga acuan pangan untuk sejumlah komoditas strategis seperti gula, jagung pakan, daging dan telur ayam ras," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Jambi Mukti Rigowo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jambi, Senin.
Ia menegaskan, dalam rangka memitigasi risiko dimaksud, BI Jambi terus melanjutkan sinergi dengan pemerintah daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan serta melanjutkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pangan Murah serentak untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi.
Sebelumnya BPS Provinsi Jambi mencatat, Inflasi Provinsi Jambi pada April 2024 mengalami inflasi sebesar 0,18 persen (month to month/mtm), lebih rendah dibandingkan realisasi nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,25 persen (mtm).
Secara tahunan Provinsi Jambi tercatat mengalami inflasi sebesar 3,93 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 3,00 persen (yoy). Berdasarkan komoditasnya, jenis barang dan jasa yang mendorong inflasi disumbangkan oleh bawang merah, angkutan udara, tarif kendaraan travel, kentang dan rekreasi.
Peningkatan harga bawang merah didorong oleh peningkatan harga di daerah pemasok Jawa, seperti Tegal dan Brebes, dan lahan pertanian terdampak banjir.
Peningkatan harga kentang didorong oleh berkurangnya pasokan komoditas sehubungan dengan kondisi cuaca hujan yang menyebabkan banjir dan penurunan produksi kentang di daerah pemasok yaitu Kabupaten Kerinci.
Peningkatan tarif angkutan udara dan kendaraan travel seiring dengan peningkatan mobilitas serta permintaan masyarakat terkait komoditas transportasi sehubungan dengan tren mudik pada momen Idul Fitri.
Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan cabai merah, beras, ikan serai, kangkung, dan udang basah. Penurunan harga beras terjadi sejalan dengan penurunan harga gabah di petani seiring dengan mulai masuknya periode panen padi pada sejumlah daerah penghasil seperti Jawa Timur dan Jawa Barat.