Manado (ANTARA) - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa tektonik di pantai selatan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Selatan, Sulawesi Utara pada Rabu siang akibat deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.
"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku (intra-slab)," katanya dalam rilis yang dibagikan dalam grup percakapan "BMKG Sulut dan Stakeholder" di Manado, Rabu.
Dia menambahkan, dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kabupaten Bolmong Selatan, Kabupaten Bolmong Timur, Kabupaten Bolmong dan Kota Kotamobagu dengan skala intensitas III-IV MMI, yang bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah.
Sementara dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 13.12 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
Daryono berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selanjutnya, menghindari dari bangunan yang retak atau rusak, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
Dia juga berharap warga memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Pada Rabu (22/5) pukul 12.49.14 WIB wilayah pantai selatan Bolmong Selatan diguncang gempa tektonik dan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki parameter terkini dengan magnitudo M5,3.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,07° LS 123,72° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 45 kilometer arah barat daya Bolaanguki pada kedalaman 127 kilometer.
Gempa Bolmong Selatan akibat deformasi batuan Lempeng Laut Maluku
Rabu, 22 Mei 2024 15:45 WIB