Jambi (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan I/2025 mengalami pertumbuhan sebesar 4,55 persen secara year on year atau masih berada dibawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87 persen.
"Sementara itu berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) terealisasi sebesar Rp82.196,93 miliar dimana aktivitas permintaan akhir masih didominasi ekspor barang dan jasa dengan kontribusi 68,59 persen," kata Kepala Seksi PPA 2C Kanwil DJPB Provinsi Jambi, Mustaqim Siga, di Jambi Selasa.
Pada sisi penawaran sektor yang memiliki kontribusi tertinggi terhadap PDRB yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi 34,35 persen dan tumbuh sebesar 6,57 persen dari tahun ke tahun (yoy).
Pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi didukung oleh tingkat infasi yang terkendali pada level sebesar 1,13 persen secara m-to-m dan 0,32 persen secara y-on-y dengan Indeks Harga Konsumen pada angka 106,97.
Dari sisi kesejahteraan tingkat kemiskinan pada Maret 2024 mengalami penurunan 0,48 persen (yoy) menjadi 7,10 persen, lebih baik dari target RPJMD tahun 2021-2026 yang sebesar 7,90 persen. Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka pada Februari 2025 yang sebesar 4,48 persen mengalami penurunan 0,03 persen poin dibandingkan Februari 2025.
"Hal ini menandakan bahwa keadaan ketenagakerjaan semakin membaik seiring dengan proses pemulihan ekonomi regional. Tingkat rasio gini Provinsi Jambi periode Maret 2024 menurun sebesar 0,022 (yoy) menjadi 0,321 sedang Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2025 berada pada angka 178,28 atau naik 2,22 persen, sementara NTN terealisasi sebesar 101,71 atau meningkat 1,30 persen dibandingkan Februari 2025," kata Mustaqim.
Analisis Fiskal Regional Pendapatan APBN Provinsi Jambi triwulan I 2025 telah terealisasi sebesar Rp1.216,46 miliar 15,55 persen dari pagu atau terkontraksi 24,14 persen (yoy) terdiri dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp950,01 miliar (13,17 persen) dari pagu yang terkontraksi 28,09 persen (yoy) dan PNBP sebesar Rp266,44 miliar (44,02 persen dari pagu) yang terkontraksi 5,61 persen (yoy).
Sementara itu, Belanja Negara terealisasi sebesar Rp4.847,69 miliar 22,02 persen dari pagu, terkontraksi 2,71 persen (yoy) dimana Belanja Pemerintah Pusat terealisasi sebesar Rp1.118,91 miliar (17,52 persen dari pagu) atau terkontraksi 37,99 persen (yoy), sedangkan TKDD terealisasi sebesar Rp3.728,78 miliar (23,85 persen dari pagu) atau tumbuh 17,32 persen.
APBN mengalami defisit anggaran sebesar Rp3.631,23 miliar yang meningkat 7,46 persen (yoy). Pendapatan Daerah triwulan I 2025 terealisasi sebesar Rp2.305,15 miliar (11,36 persen dari pagu) terkontraksi 4,91 persen (yoy) terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp405,08 miliar (10,16 persen dari pagu) yang terkontraksi 16,39 persen (yoy), Pendapatan Transfer sebesar Rp1.899,86 miliar (11,69 persen dari pagu) terkontraksi 1,82 persen (yoy) dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp0,22 miliar (0,41 persen dari pagu) yang terkontraksi 95,35 persen (yoy).
Belanja Daerah terealisasi sebesar Rp2.102,57 miliar (10,05 persen dari pagu) atau tumbuh 65,36 persen (yoy) terdiri dari Belanja Operasi sebesar Rp1.813,39 miliar (12,44 persen dari pagu) yang naik 71,44 persen (yoy), Belanja Modal sebesar Rp106,50 miliar (3,48 persen dari pagu) yang naik 122,88 persen (yoy), Belanja Tak Terduga sebesar Rp2,48 miliar (1,89 persen dari pagu) yang tumbuh 100 persen (yoy), serta Belanja Transfer sebesar Rp180,21 miliar (5,70 persen dari pagu) yang tumbuh 8,59 persen (yoy).
APBD mengalami surplus anggaran sebesar Rp202,595 miliar. Pada tahun 2025, Pembiayaan Daerah dianggarkan sebesar Rp636,32 miliar atau terkontraksi 46,29 persen (yoy). Pada triwulan I 2025, belum terdapat realisasi Pembiayaan Daerah di Provinsi Jambi, kata Mustaqim Siga.