Jakarta (ANTARA) - Bank Pembangunan Amerika (US International Development Finance Corporation/DFC) mengumumkan komitmen baru senilai 126 juta dolar AS (sekitar Rp2 triliun) untuk perusahaan listrik Indonesia, PT Medco Cahaya Geothermal.
Menurut keterangan tertulis Kedubes AS di Jakarta, Kamis, komitmen tersebut adalah sebuah investasi yang akan membantu memperkuat keamanan energi Indonesia dan berkontribusi untuk mencapai tujuan ekonomi bersama dengan AS.
Disebutkan bahwa komitmen DFC untuk perusahaan tersebut terkoordinasi dengan bank infrastruktur Indonesia, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), yang merupakan pemberi pinjaman yang membiayai proyek saat ini.
Hal tersebut akan mendukung pengembangan dan pengoperasian pembangkit listrik Tahap I baru berkapasitas 31 MW, Ijen Geothermal, yang akan menambah jumlah pembangkit listrik terbarukan di Jawa Timur.
Selain itu, pengembangan Tahap 1 Ijen Geothermal itu juga akan menyediakan kapasitas pembangkit beban listrik dasar rendah karbon yang sangat dibutuhkan untuk jaringan listrik Jawa-Bali, sistem listrik terbesar di Indonesia.
“Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Ijen adalah bagian penting strategi ambisius Indonesia untuk transisi energi,” kata Wakil Chief Executive Officer DFC Nisha Biswal.
“Proyek ini juga memperkuat tujuan bersama kita melalui Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia, yang akan meningkatkan keamanan ekonomi dan energi bagi kedua negara,” tambahnya.
Proyek tersebut merupakan contoh terbaru keterlibatan Indonesia dengan Pemerintah AS di beberapa sektor penting, termasuk pembiayaan infrastruktur dan energi terbarukan, dan dukungan untuk usaha kecil.
Proyek itu juga bertujuan untuk memajukan prioritas utama Indonesia di dalam negeri dan di seluruh kawasan.
Pada November 2023, DFC mengumumkan investasi baru senilai US$131 juta (sekitar Rp2,1 triliun) untuk usaha kecil dan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia.
DFC bertujuan untuk memajukan investasi sektor swasta di Indonesia dan mendukung Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia yang juga selaras dengan beberapa prioritas Pemerintah AS.
Beberapa prioritas tersebut adalah Strategi Indo-Pasifik, Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik, dan Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global, serta JETP Indonesia.