Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup melemah usai pengumuman keputusan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), yang mempertahankan suku bunga BI-Rate.
Pada akhir perdagangan Kamis, rupiah turun 65 poin atau 0,40 persen menjadi Rp16.430 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada Rabu (19/6/2024) sebesar Rp16.365 per dolar AS.
"Bank Indonesia masih tetap mempertahankan suku bunganya pada level 6,25 persen," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6,25 persen sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024 dan 2025.
Rully menuturkan pelemahan rupiah juga terjadi usai aksi jual investor asing di pasar sekunder obligasi negara.
Sementara itu, analis ICDX Taufan Dimas Hareva menuturkan dari sisi eksternal, mata uang rupiah dibebani oleh sinyal lesunya ekonomi salah satu negara rekanan utama Indonesia yaitu China.
China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman (LPR) tidak berubah pada penetapan bulanan pada Kamis, sejalan dengan ekspektasi pasar.
Untuk LPR satu tahun dipertahankan pada 3,45 persen, sedangkan LPR lima tahun tidak berubah pada 3,95 persen. Keputusan tersebut menunjukkan laju pemulihan yang masih belum stabil di negara tersebut.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke level Rp16.420 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.368 per dolar AS.