Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas memandang kedatangan Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi bukti bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dengan Vatikan terjalin erat.
"(Kunjungan) ini menunjukkan hubungan yang sangat erat antara Indonesia dan Vatikan. Kenapa begitu? Karena tidak semua negara pernah dikunjungi oleh Bapak Paus," ujar Menag di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin.
Menag mengatakan kunjungan Paus Fransiskus ini sangat berharga. Sebab, tidak semua negara pernah dikunjungi Paus. Bahkan, Argentina yang menjadi tanah kelahirannya belum sempat dikunjungi.
"Karena tidak semua negara pernah dikunjungi oleh Bapak Paus. Bahkan, Argentina negara asalnya pun belum pernah dikunjungi oleh beliau," kata dia.
Paus akan di Indonesia pada 3 sampai 6 September 2024. Berdasarkan informasi yang diperoleh, Paus Fransiskus dijadwalkan mendarat di Indonesia pada Selasa (3/9) pukul 11.30 WIB.
Kunjungan ini juga, kata Menag, mengandung arti yang mendalam. Kehadiran Paus di Indonesia mencerminkan pesan kebersamaan dalam perbedaan.
"Kenapa datangnya ke Indonesia yang sangat multireligi, agamanya banyak gitu. Saya kira ada pesan perdamaian yang akan disampaikan oleh Paus," kata dia.
Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di Indonesia pada 3 September 2024 siang. Lalu, keesokan harinya atau pada 4 September 2024, pemimpin umat Katolik tersebut dijadwalkan bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.
Pada 5 September 2024, Paus Fransiskus dijadwalkan menghadiri pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, dan dilanjutkan pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Menag: Kunjungan Paus bukti hubungan Indonesia dan Vatikan erat
Senin, 2 September 2024 16:19 WIB