Jambi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jambi terus mendukung upaya pengembangan pelabuhan Muara Sabak untuk menunjang kegiatan ekspor impor di daerah itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi Sudirman di Jambi, Senin, menjelaskan saat ini Jambi baru memiliki satu pelabuhan Talang Duku yang daya tampung hanya mampu 30 persen kebutuhan pengiriman barang ke luar.
"PT. Pelindo sudah lama berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk mengembangkan pelabuhan Muara Sabak,"katanya.
Ia menyebutkan, ke depan pelabuhan Muara Sabak di proyeksi menjadi pelabuhan pendukung kegiatan ekspor impor barang di Jambi. Sarana penunjang seperti ketersediaan lahan untuk pengembangan pelabuhan itu masih terbuka.
Pemerintah Provinsi Jambi memiliki aset tanah seluas 189 hektare di sekitar pelabuhan Muara Sabak, bisa dimanfaatkan oleh investor untuk menunjang kegiatan perdagangan di Jambi.
Operasional pelabuhan Muara Sabak sejauh ini belum optimal, pemerintah provinsi berharap ada investor yang bersedia mengembangkan pelabuhan itu.
Pelabuhan yang aktif saat ini Talang Duku sudah tidak mendukung lagi, selain dari sisi kapasitas daya tampung yang terbatas, jarak tempuh menuju lepas pantai (ambang luar) dinilai terlalu jauh.
Menurutnya, butuh waktu sekitar 30 jam dari pelabuhan Talang Duku menuju ambang luar, ditambah lagi terdapat sejumlah titik alur sungai Batanghari yang mengalami pendangkalan akibat sedimentasi.
Berbeda dengan pelabuhan Muara Sabak, jarak tempuh menuju ambang luar sangat dekat, hanya memerlukan waktu tiga jam pelayaran, maka potensial untuk dikembangkan.
Selama ini para pelaku eksportir, kata dia, masih memanfaatkan berbagai pelabuhan di luar Provinsi Jambi seperti pelabuhan Teluk Bayur di Padang, Sumatera Baratt, Bagan Api Api di Sumatera Selatan dan pelabuhan di Kepulauan Riau untuk kegiatan ekspor barang.
"Mudah mudahan ada pemodal yang ingin berinvestasi membangun kawasan industri di tanah milik pemerintah provinsi di sekitar kawasan pelabuhan Muara Sabak," harapnya.