Manajer Hubungan Masyarakat PT Sari Aditya Loka (SAL) Mochamad Husni membantah adanya penyerangan petugas security perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut terhadap Orang Rimba.
"Berita tersebut sama sekali tidak benar dan cenderung menyudutkan petugas security perusahaan yang bertanggung jawab terhadap keamanan banyak pihak, termasuk keamanan dan keselamatan Orang Rimba yang hidup berdampingan di sekitar perusahaan," kata Mochamad Husni dalam rilis yang diterima ANTARA di Jambi, Jumat.
Husni memastikan pada peristiwa itu pun tidak terjadi penyerangan terhadap orang rimba. Dijelaskannya, pada malam 12 Mei 2020 sebanyak dua orang anggota security PT SAL bertugas melakukan patroli diperbatasan kebun inti PT SAL dengan kebun Plasma KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota). Pada saat patroli, petugas security bertemu dengan lima warga Orang Rimba kelompok Sikar yang membawa lima unit motor.
Anggota security mencoba berdialog dan menyampaikan pesan bahwa selain karyawan tidak diperbolehkan memasuki perkebunan perusahaan. Pesan ini harus disampaikan mengingat protokol operasional pencegahan COVID-19 yang diterapkan PT SAL demi mencegah setiap orang termasuk Orang Rimba dari kemungkinan terinfeksi virus atau menginfeksi orang lainnya.
Namun katanya yang terjadi justru di luar dugaan, petugas security itu dilempari oleh Orang Rimba tersebut. Saat itu pertengkaran dapat dihindari. Orang Rimba mengikuti arahan dua petugas security.
Karena malam semakin larut, sesuai jadwal anggota security ditambah tiga orang lagi sehingga total menjadi lima petugas security. Mereka melanjutkan kegiatan patroli. Namun di tengah jalan tiba-tiba mereka bertemu Orang Rimba dan terjadilah pengeroyokan terhadap petugas security perusahaan. Mereka dipukul hingga babak belur dan basah kuyup karena diceburkan ke parit. Untuk menghindari perselisihan lebih lanjut, team security menghindar dan memilih mundur ke pos terdekat.
Di pos ini para security bertemu dengan warga masyarakat yang kebetulan melintas. Sejumlah warga tersulut karena ada anggota security yang menjadi korban tersebut dan merupakan warga desa mereka.
Melihat respon warga , pihak perusahaan (PT SAL) menghubungi Polsek setempat agar tidak terjadi perselisihan lebih lanjut. Musyawarah dan langkah-langkah mediasi terus diupayakan agar permasalahan ini selesai dengan damai dan warga di semua desa sekitar perusahaan hidup rukun kembali.
Husni mengatakan PT SAL ingin hidup dalam suasana harmonis seperti yang selama ini sudah berjalan bersama masyarakat desa sekitar maupun Orang Rimba. Apalagi di tengah suasana pandemi yang mengharuskan semua pihak bekerja sama lebih erat lagi.
Terkait pandemi, PT SAL kata Husni juga memberikan bantuan untuk meringankan beban masyarakat termasuk Orang Rimba.
Selain berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan melalui program-program Corporate Social Responsibilty (CSR), selama ini PT SAL juga aktif membina kerja sama dengan warga masyarakat desa maupun Orang Rimba yang berada di sekitar perusahaan. Baik melalui program-program peningkatan ekonomi, pendidikan, kesehatan maupun lingkungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Berita tersebut sama sekali tidak benar dan cenderung menyudutkan petugas security perusahaan yang bertanggung jawab terhadap keamanan banyak pihak, termasuk keamanan dan keselamatan Orang Rimba yang hidup berdampingan di sekitar perusahaan," kata Mochamad Husni dalam rilis yang diterima ANTARA di Jambi, Jumat.
Husni memastikan pada peristiwa itu pun tidak terjadi penyerangan terhadap orang rimba. Dijelaskannya, pada malam 12 Mei 2020 sebanyak dua orang anggota security PT SAL bertugas melakukan patroli diperbatasan kebun inti PT SAL dengan kebun Plasma KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota). Pada saat patroli, petugas security bertemu dengan lima warga Orang Rimba kelompok Sikar yang membawa lima unit motor.
Anggota security mencoba berdialog dan menyampaikan pesan bahwa selain karyawan tidak diperbolehkan memasuki perkebunan perusahaan. Pesan ini harus disampaikan mengingat protokol operasional pencegahan COVID-19 yang diterapkan PT SAL demi mencegah setiap orang termasuk Orang Rimba dari kemungkinan terinfeksi virus atau menginfeksi orang lainnya.
Namun katanya yang terjadi justru di luar dugaan, petugas security itu dilempari oleh Orang Rimba tersebut. Saat itu pertengkaran dapat dihindari. Orang Rimba mengikuti arahan dua petugas security.
Karena malam semakin larut, sesuai jadwal anggota security ditambah tiga orang lagi sehingga total menjadi lima petugas security. Mereka melanjutkan kegiatan patroli. Namun di tengah jalan tiba-tiba mereka bertemu Orang Rimba dan terjadilah pengeroyokan terhadap petugas security perusahaan. Mereka dipukul hingga babak belur dan basah kuyup karena diceburkan ke parit. Untuk menghindari perselisihan lebih lanjut, team security menghindar dan memilih mundur ke pos terdekat.
Di pos ini para security bertemu dengan warga masyarakat yang kebetulan melintas. Sejumlah warga tersulut karena ada anggota security yang menjadi korban tersebut dan merupakan warga desa mereka.
Melihat respon warga , pihak perusahaan (PT SAL) menghubungi Polsek setempat agar tidak terjadi perselisihan lebih lanjut. Musyawarah dan langkah-langkah mediasi terus diupayakan agar permasalahan ini selesai dengan damai dan warga di semua desa sekitar perusahaan hidup rukun kembali.
Husni mengatakan PT SAL ingin hidup dalam suasana harmonis seperti yang selama ini sudah berjalan bersama masyarakat desa sekitar maupun Orang Rimba. Apalagi di tengah suasana pandemi yang mengharuskan semua pihak bekerja sama lebih erat lagi.
Terkait pandemi, PT SAL kata Husni juga memberikan bantuan untuk meringankan beban masyarakat termasuk Orang Rimba.
Selain berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan melalui program-program Corporate Social Responsibilty (CSR), selama ini PT SAL juga aktif membina kerja sama dengan warga masyarakat desa maupun Orang Rimba yang berada di sekitar perusahaan. Baik melalui program-program peningkatan ekonomi, pendidikan, kesehatan maupun lingkungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020