Kebun Binatang Taman Rimba Jambi masih menanti pemberian nama terhadap bayi Siamang (symphalangus syndactylus) dari pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Rimba Jambi Erliani di Jambi Senin mengatakan pihak kementerian akan memberikan nama kepada bayi Siamang yang baru lahir dan pihak kementerian juga sedang mengurus surat perizinan nya dimana pengurusan surat izin bayi siamang akan dilakukan oleh Taman Rimba Jambi pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi.

Bayi si Siamang merupakan salah satu satwa yang berada di Taman Rimba Jambi. Satwa itu berhasil berkembang biak sehingga menghasilkan satu bayi siamang betina yang sementara ini diberikan namakan medina berusaia dua bulan.

Bayi kera hitam yang masih kecil itu dengan bentuk wajah yang kecil, mata yang bulat, rambutnya yang masih sedikit dengan tingkahnya yang menggemaskan dapat memikat ketika melihatnya saat pertama kali.

Udin (25) pawang atau keeper siamang itu bercerita bahw bayi kera itu merupakan hasil perkawinan dari siamang betina bernama Mongky dan jantan bernama Keling. Selain itu Medina merupakan anak ketiga dari Mongky yang berhasil selamat daripada anak-anak sebelumnya.

Setelah hamil induknya melahirkan Medina perkiraan pada waktu subuh menjelang pagi. Namun kelahiran Medina dapat dikatakan prematur karena pada umumnya siamang hamil selama 8 bulan sedangkan Medina lagir dalam keadaan enam bulan kandugan. Induknya sudah tiga kali hamil tetapi yang pertama dan kedua sayangnya tidak selamat.

Medina lahir di kandang induknya pada tanggal 11 Maret 2023. Namun, keeper siamang terpaksa mengambil ia dari induknya pada 28 Maret 2023 setelah seminggu sejak kelahiran Medina  karena induknya sudah tidak dapat mengurusnya lagi.

Setelah tahu induknya tidak ingin mengurusnya lagi, keeper siamang langsung mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk mengambil dan mengasuh bayi siamang itu. Mulai dari kandang kecil, lampu penghangat bahkan sampai susu dan lainnya.

Medina diasuh Keeper setelah lepas dari induknya layaknya bayi manusia, diberi susu Bebelac 0 bulan sebagai pengganti susu dari induknya.

"Selain itu, Medina juga disediakan pempes yang sering dipakai bayi manusia untuk melapisi nya serta beberapa barang lainnya sebagai proses asuh Medina.

Hingga saat ini Medina masih belum bisa dimandikan, ia baru bisa dimandikan apabila imun tubuhnya sendiri sudah kuat. Sehingga ketika saatnya sudah bisa dimandikan, dia tidak kaget dengan air sehingga tidak membahayakan dirinya," kata Udin.

Medina akan mulai diajari dan dilatih untuk bergelantungan, memanjat, mengenal lingkungan dimulai dari dia masih kecil ini. Dengan selalu pemantauan dan penjagaan dari keeper yang dilakukan di kandang kecil terlebih dahulu.

Medina akan dilepas di kandang besar seperti ibunya, apabila ia sudah mengerti bagaimana cara bergelantungan dan sebagainya. Biasanya Siamang akan bisa dilepas dikandang besar sendiri ketika dia sudah berumur dari 2 hingga 3 tahun.

Medina saat ini sudah mulai ingin mengenal dan belajar mengenai banyak hal dan dia sudah mulai mengerti dan akan bersuara ketika ia minta untuk digendong. Medina juga sudah mulai bisa melepas pempesnya dan bermain sendiri apabila ditinggal di kandangnya sendirian.

Sama halnya seperti siamang dewasa yang tidurnya  di atas pohon dan bergantung pada cabang pohonnya, Medina juga sudah mulai terbiasa tidur dan bersantai menyender dengan boneka kelinci yang disiapkan keeper untuknya.

Siamang termasuk satwa Appendix 1, artinya kera hitam jenis siamang itu merupakan hewan langka yang jumlahnya tidak lebih dari 800 ekor di alam maupun di penangkaran.

Sehingga, perkembangbiakan siamang di penangkaran ataupun kebun binatang sangat diperhatikan karena siamang itu sendiri saat ini statusnya terancam punah.

Erliani mengaku harapan dia kelak kedepannya satwa-satwa di Taman Rimba dapat lebih berkembang lagi karena keberhasilan Taman Rimba dapat dilihat ketika dapat menghasilkan perkembangbiakan Exhitu satwa di luar habitat nya ia dapat berkembang.

"Harapannya semoga kedepannya nanti satwa-satwa kita disini bisa lebih banyak berkembang biak, karena memang keberhasilan Taman Rimba kita ini dilihat dari perkembangbiakan nya terutama yang satwa bisa berkembang di luar habitat nya," katanya.

Taman Rimba Jambi akan selalu melestarikan satwa-satwa terutama yang hampir punah. Karena kalau di hutan satwa akan sulit dalam berkembang. Hal itu dilakukan untuk menambah sesuatu yang dapat diberikan sebagai edukasi kepada pengunjung.

Erliani juga menambahkan dia mengajak semua masyarakat Jambi untuk berkunjung ke Taman Rimba karena banyak edukasi-edukasi yang dapat diberikan mengenai satwa-satwa. Selain itu, pengunjung juga bisa berinteraksi dengan satwa yang ada disana semua masyarakat Jambi mari berkunjung ke Taman Rimba, satwa-satwa disini sudah bertambah dan keeper kami juga siap memberikan edukasi-edukasi mengenai satwa kami kepada pengunjung.

Selain itu, saat ini pengunjung juga bisa berinteraksi dengan beberapa satwa yang ada disini. Kami juga sudah punya program dimana keeper nya memberikan edukasi kepada pengunjung secara langsung dengan mengeluarkan satwa nya.






 

Pewarta: Thaliqah

Editor : Nanang Mairiadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023