Jambi (ANTARA Jambi) - Manajer Hypermart Jambi, Iwan S, Sabtu, mengaku telah terdapat kelalaian dalam proses penyortiran sayuran di dalam gudang mereka, sehingga ada insiden yang sangat fatal sekali bagi mereka.
Namun pihaknya mengaku tidak mengetahui sumber belatung dalam kemasan sayuran itu. Menurutnya, distribusi sayur itu berasal dari petani lokal ke suplier dan baru ke pihak mereka. Jadi ada tiga jalur distribusi dalam penyaluran sayuran itu.
Diakuinya, secara internal, pihaknya melakukan pengawasan secara ketat dan sortir yang teliti sebelum barang dikemas dan dijual, namun jika memang ada barang yang lolos dalam keadaan rusak atau cacat, itu adalah kasus pertama yang mereka alami.
"Ini kasus pertama yang kami alami. Sayuran yang disuplai dari petani melalui suplier selalu kami sortir dengan teliti. Jika dalam satu hari sayuran tidak terjual, maka akan kami hancurkan," katanya.
Dia juga mengaku telah menerima komplain dari konsumen atas kelalaian itu. Dan pihaknya telah melayangkan permintaan maaf kepada yang bersangkutan dan berupaya mengganti barang dengan yang lebih baik.
Dalam prosedur pelayanan Hypermart, katanya, jika ada komplain dari konsumen tersebab barang rusak atau hal lainnya, maka pihaknya akan mengganti dengan barang yang lebih baik.
"Mendapatkan barang yang baik adalah hak konsumen dan kami mesti memberikan pelayanan yang baik kepada mereka. Kami juga sudah minta maaf kepada yang bersangkutan," katanya.
Menurut Warasdi Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Jambi, Sabtu (28/4), dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, konsumen yang merasa dirugikan oleh pigak penjual atau produsesn, berhak mendapatkan penggantian barang dengan yang baik, dan berhak mendapat permintaan maaf dari si penjual.
Sebelumnya, salah seorang konsumen Hypermart Jambi, Gatot, Sabtu (28/4) mengeluhkan kondisi sayuran yang baru saja dibeli istrinya di pasar super itu.
"Kami kaget, ketika sampai di rumah ternyata sayuran untuk sop dalam kemasan yang kami beli di Hypermart Jambi pada Jumat malam (27/4) mengandung belatung yang berjumlah belasan atau mungkin puluhan," kata warga kecamatan Kotabaru, Jambi itu. (T.KR-NF)
