Jakarta (ANTARA Jambi) - Kegiatan eskploitasi hasil bumi secara besar-besaran dan tidak terkendali, bisa menyebabkan perusakan dan berdampak pada pemanasan global, demikian penilaian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
"Selain itu, perubahan iklim juga sangat dipengaruhi oleh industri, transportasi dan rumah tangga," kata Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Iskandar Zulkarnain di Jakarta, Senin.
Upaya mencegah perubahan iklim bisa dilakukan dengan menghemat penggunaan alat-alat elektronika atau listrik serta penggunaan air secara efektif, dan membatasi penggunaan barang-barang yang sulit diolah.
Selain itu, harus dilakukan gerakan peduli lingkungan dengan penanaman pohon dan pembenahan transportasi karena gas buang dari kendaraan bisa mempercepat terjadinya perubahan iklim, katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Lingkungan Hidup Ilyas Asaad pada acara diskusi bertema "Membangun Perilaku Menyelamatkan Bumi" yang diselenggarakan Sinar Harapan, mengatakan, masih banyak perusahaan dan industri yang tak peduli dengan lingkungan.
Hal itu terbukti dengan banyaknya pencemaran dan kerusakan lingkungan yang disumbang kalangan perusahaan dan industri.
"Untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan yang semakin parah, diperlukan kepedulian bersama. Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus bersinergi untuk memelihara alam dan lingkungannya masing-masing," tuturnya.
Berdasarkan penilaian Kementerian LH terhadap 1.000 perusahaan pada 2011, terbukti hanya empat perusahaan yang dinyatakan memiliki kepedulian maksimal terhadap lingkungannya.
"Pemerintah berkomitmen melindungi lingkungan, namun harus mendapat dukungan kuat dari kalangan industri dan perusahaan, juga masyarakat," katanya.
Untuk itu, Kementerian Lingkungan Hidup mendorong semua pihak peduli lingkungan, terutama pada generasi muda sejak usia dini, tambahnya.
(T.W004/)