Washington, 25/10 (ANTARA/Xinhua-OANA) - Terapi aspirin dapat memperpanjang hidup pasien kanker usus besar yang tumornya membawa mutasi pada gen penting, tapi tak berdampak pada pasien yang tak memiliki mutasi, kata satu studi.
Di dalam studi yang melibatkan 964 pasien kanker usus besar dan diterbitkan pada Kamis di New England Journal of Medicine, para peneliti mendapati bahwa, bagi pasien yang tumor mereka berisi satu mutasi pada gen PIK3CA, aspirin dapat memproduksi lonjakan tajam kelangsungan hidup mereka.
Lima tahun setelah diagnosis, 97 persen pasien yang mengkonsumsi aspirin masih hidup, dibandingkan dengan 74 pasien yang tidak menggunakan aspirin, kata studi itu. Sebaliknya, aspirin tak memiliki dampak pada angka kelangsungan hidup lima-tahun di kalangan pasien yang tidak memiliki mutasi PIK3CA.
"Hasil kami memperlihatkan aspirin dapat sangat efektif dalam memperpanjang kelangsungan hidup pasien yang pemeriksaan kanker usus besar mereka positif memiliki mutasi PIK3CA," kata penulis senior studi tersebut Shuji Ogino dari Harvard School of Public Health. "Untuk pertama kali, kami memiliki penanda genetika yang dapat membantu para dokter memastikan kanker usus besar mana yang tampaknya akan bereaksi pada terapi tertentu."
Namun Ogino mengingatkan hasil itu masih perlu dikembangkan oleh peneliti lain sebelum dapat dianggap pasti, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis.
Meskipun aspirin seringkali diresepkan untuk pasien kanker usus besar, para dokter belum bisa meramalkan pasien mana yang sesungguh memperoleh manfaat dari pengobatan tersebut.
Temuan baru itu menyatakan manfaat kelangsungan hidup terbatas pada 20 persen tumor yang memiliki mutasi PIK3CA. Buat sisa pasien lain, aspirin mungkin masih digunakan, tapi tampaknya itu jauh kurang efektif dan kadangkala dapat mengarah kepada luka pada pencernaan dan pendarahan perut.(Ant)