London (ANTARA Jambi) - Mahasiswa Indonesia Helmi Basri berhasil meraih "Summa Cumlaude" dalam sidang disertasi yang digelar di auditorium Az-Ziyani, Fakultas Sastra dan Humaniora, Universitas Moulay Ismail-Meknes, Maroko.
Disertasi yang diujikan ialah tentang maqasid syari'ah, dengan judul "At-Ta'amul al Maqaasidy ma'a as-Sunah an-Nabawiyah wa Tanziiluhu 'ala Ba'dli al-Waqaai'i al-Mu'aashiroh fi Indonesia" (Interaksi Maqasid terhadap Sunnah Nabawiyah dan Pengaplikasiannya Terhadap Beberapa Realita Kontemporer di Indonesia).
Demikian disampaikan Koordinator Media Informasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko Kusnadi El-Ghezwa kepada ANTARA London.
Helmi Basri didampingi tiga tim penguji yang diketuai DR Mohammed As-Saisie dengan dua anggota Dr Farid Syukri dan Dr Moulay Umar Bin Hammad. Sedangkan sebagai pembimbing, yakni Dr Khalid Muqali.
Menurut Herdiyansah Amran salah satu mahasiswa Indonesia di Maroko yang menghadiri acara tersebut, sidang disertasi yang berjalan cukup menarik dan sedikit menegangkan ini, berjalan lancar dan sukses.
Walau ada beberapa kritikan dari dewan penguji, namun Helmi Basri berusaha mempertahankan apa yang ditulis dalam disertasinya.
Setelah "break" sejenak untuk melaksanakan sholat Maghrib berjama'ah, acara dilanjutkan dengan pembacaan hasil keputusan sidang. Dalam keputusan ini, dewan penguji menganugerahkan predikat "Summa Cumlaude" (Musyarrof Jiddan) kepada DR Helmi Basri MA.
Herdiyansah mengatakan dengan gelar doktor yang diraih Helmi Basri maka selama tahun 2012, Maroko telah menelorkan sebanyak 11 sarjana berusia muda untuk Indonesia.
Rinciannya enam orang Strata 1 (LC), tiga orang Strata Dua (Master), dan dua Orang Strata Tiga (doktor).
Dalam kesempatan, ini Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko H. Habib Chairul M, Lc dan anggota PPI Maroko serta warga Indonesia di Maroko memberikan apresiasi yang sangat besar kepada Helmi Basri.
Habib Chairul mengatakan menjadi kebanggan bersama sebagai bangsa Indonesia. Semoga dengan semakin banyaknya alumni lulusan Negeri Maghribi ini, dapat menambah warna baru dalam khazanah keilmuan dan pemikiran keislaman di Tanah Air.(Ant)