Jambi (ANTARA Jambi) - Pindahnya sejumlah guru dari kecamatan terpencil ke Kota Sarolangun di Kabupaten Sarolangun, Jambi, diduga "didukung" oleh oknum pegawai di Dinas Pendidikan (Disdik) setempat untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Berdasarkan penelusuran ANTARA yang dilakukan hingga Minggu, didapati sejumlah guru yang ingin pindah tugas dari kecamatan terpencil, seperti Kecamatan Batang Asai ke Kota Sarolangun, harus menyetor uang senilai Rp8 juta hingga Rp12 juta.
"Tergantung kedekatan, lobi dan lokasi tempat pindah yang dituju. Biasanya, guru yang sebelumnya tugas di desa terisolir dan ingin pindah ke kota, agak sulit, jadi agak mahal," kata seorang guru yang sudah pindah namun tak bersedia disebutkan identitasnya.
Ia menambahkan, jika seorang guru berniat pindah, ada staf di Disdik Sarolangun yang bisa membantu pengurusan pindah dan bisa melakukan pengurusan berkas pindah.
Oknum pegawai di Disdik ini yang akan memproses berkas kepindahan, baik di Disdik, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) hingga melobi pejabat lainnya jika memang diperlukan.
"Tapi ongkosnya sekitar Rp10 jutaan. Kalau dengan orang yang tidak dikenal, dia akan berpura-pura tak bisa ngurus. Harus ada orang yang menjembatani," katanya.
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang PUMPTK Disdik Sarolangun, Nasri menyatakan, sejak tahun 2008, Disdik telah menempatkan 100 orang guru untuk bertugas di kecamatan terpencil.
Namun, ia mengaku tak mengetahui atas banyaknya jumlah guru yang pindah tugas dan memilih ke kota.
"Disdik tidak pernah memindahkan guru daerah terpencil, kalaupun ada, proses perpindahan itu tidak melalui kami terlebih dahulu," ujarnya.
Ia tidak menampik dengan kemungkinan adanya permainan dari oknum tertentu terkait banyaknya guru PNS di daerah terpencil yang bisa pindah.
"Kami akan telusuri dan jika ditemukan, oknum yang terlibat akan diberikan sanksi seberat-beratnya," tegas Nasri.(Ant)