Jakarta (ANTARA Jambi) - Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) mengimbau seluruh pengelola masjid agar memperhatikan jangkauan bunyi pengeras suara sehingga menciptakan kenyamanan, kekhusyukan dan kekhidmatan jamaah serta masyarakat umum, terutama di bulan Ramadhan.
"Sebagai bentuk dakwah Islam yang teratur, sebaiknya masjid-masjid memperhatikan jangkauan bunyi pengeras suaranya. Terutama di bulan Ramadhan ini agar dapat menciptakan kerukunan umat beragama," kata Ketua Umum PP DMI Jusuf Kalla di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa.
Ia mengatakan sebaiknya umat Islam dapat menjadikan masjid sebagai sarana pemberi kesejukan lingkungan sekitar.
"Janganlah sampai terjadi suara 'sound system' masjid satu melampaui masjid lainnya seperti perlombaan suara yang tidak perlu sehingga mengganggu ketenteraman. Suara yang dihasilkan justru mengganggu, bukan menyejukkan," kata mantan Wapres itu.
PP DMI telah mengirim edaran mengenai imbauan tersebut ke berbagai masjid di seluruh Indonesia agar dapat diterapkan oleh umat Muslim.
"Dakwah Islam itu harus teratur dan tertata dengan baik jangan sampai sembarangan. Kegiatan Ramadhan di masjid pada malam hari tidak boleh sampai mengganggu orang lain yang hendak beristirahat terlebih yang esoknya harus bekerja," kata dia.
Jusuf Kalla menepis anggapan terdapat persaingan antarmasjid milik ormas atau golongan tertentu.
"Sejatinya tidak ada masjid yang dimiliki oleh ormas atau golongan tertentu kecuali yang dibangun oleh pemerintah, seperti Masjid Istiqlal di Jakarta. Masjid adalah tempat ibadah untuk semua umat Muslim. Jika itu memang ada, masjid itu hanya dikelola oleh golongan atau ormas tertentu," kata Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu.
DMI memprogramkan pembenahan tata suara sekitar 1.500 masjid se-Indonesia tiap tahunnya.
Jusuf Kalla mengatakan masalah pengeras suara merupakan hal yang sederhana tapi jika tidak diperhatikan dengan seksama akan memicu ketidaknyaman bagi jamaah masjid ataupun masyarakat sekitarnya.(Ant)