Jakarta (ANTARA Jambi) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengatakan gunung bawah laut Sumatera yang ditemukan pada 2010 belum dinamai hingga saat ini.
"Selain dilakukan riset lebih detail, apakah gunung tersebut aktif atau tidak, juga perlu dilakukan penamaan gunung itu," kata Staf Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Dwi Haryanto di Jakarta, Senin.
Dwi menjelaskan gunung tersebut ditemukan ketika BPPT melakukan serangkaian survei pengumpulan data hidro-oseanografi dan pemetaan batimetri di sekitar Samudera Hindia, dalam mendukung program "Indonesia Tsunami Early Warning System" pada 2010.
"Gunung bawah laut berhasil dipetakan mulai dari kedalaman 5.000 meter sebagai dasar gunung, hingga menjulang 1.300 meter sebagai puncak gunung," kata dia.
Gunung berdiameter 50 kilometer itu berada di perairan barat Sumatera dan dekat dengan sebelah barat Bengkulu. Kaki gunung tersebut berada pada kedalaman 5.000 meter di bawah permukaan laut, dengan puncaknya 1.300 meter di bawah permukaan laut.
Hingga saat ini, BPPT belum memiliki data apakah gunung tersebut aktif atau tidak.
Peneliti Geologi Kelautan BPPT Sri Ardhya Astuti mengatakan gunung tersebut diperkirakan terbentuk karena pertemuan Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera Hindia.
Menurut Sri, jika gunung tersebut aktif maka yang dikhawatirkan adalah potensi tsunami di wilayah itu.
"Untuk itu, perlu dilakukan riset. Tapi masalahnya, biaya riset itu mahal," kata Sri.(Ant)